Tangselife.com – Tragedi Kanjuruhan memilukan bagi dunia sepak bola. Tragedi yang menewaskan ratusan orang itu jadi peristiwa sepak bola paling tragis di Indonesia.

Bahkan, trageri Kanjuruhan jadi peristiwa kelam kedua di dunia setelah insiden di Estadio Nacional Disaster Lima Peru dengan korban jiwa 328 orang pada 1964.

Belakangan, banyak yang berspekulasi tragedi itu memakan banyak korban lantaran adanya tembakan gas air mata dari petugas ke arah supporter. Hal itu sontak membuat panik.

Ada video yang beredar detik-detik ratusan supporter terjebak, sebagian pingsan karena lemas, sebagian tak kuasa menahan perih air mata sambil yang lainnya berusaha membuka pintu keluar yang terkunci.

Pintu yang terkunci itu kini dianggap keluarga korban sebagai ‘pintu neraka’. Banyak yang terjebak, pingsan, terinjak lalu tewas di depan pintu itu.

‘Pintu neraka’ yang dimaksud adalah gate 13 Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur. Diduga, ada ratusan orang tewas di sana. Kini, keluarga korban dan kerbat menabur bunga hingga membakar kemenyan.

Dinding sekitar banyak coretan salah satunya ‘saudaraku dibunuh, usut tuntas’ dan tulisan ‘RIP’ dengan cat merah di gate 13 Kanjuruhan.

Tragedi itu terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3. Aremania yang tak terima kekalahan itu turun ke lapangan, situasi pecah ketika gas air mata ditembakan. Ada penonton yang ditendang dan dibanting. Yang lain berhamburan, terinjak dan tewas.

Data korban tewas berbeda. Data BPBD Jatim yang disebutkan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak Minggu (2/10/2022) tercatat 174 meninggal. Sementara data kepolisian sementara ada 125 yang tewas, dua di antaranya anggota Polri.

Banyak pihak mendesak agar tragedi tersebut diusut tuntas. Ada 9 komandan Brimob Polda Jatim dicopot, serta Kapolda Malang AKBP Ferli Hidayat turut dicopot.

Pemerintah, bahkan membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF). Tim tersebut diharapkan dapat mengungkap secara gambalng fakta insiden tragis di Kanjuruhan dan memberi rasa keadilan bagi keluarga korban tewas. (vyh/asn)