TANGSELIFE.COM – Calon siswa yang akan mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat dipastikan tidak perlu mengeluarkan biaya apapun. Selain itu mereka juga akan mendapat sejumlah fasilitas untuk menunjang aktivitas belajar mengajar.
“Bahasa kasarnya cuma bawa badan saja bisa kesana. Karena semua sudah disiapin,” kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Tangsel, Mohammad Ervin Andani, ditulis Jumat, 1 Agustus 2025.
Ervin mengungkapkan, fasilitas yang didapat para calon siswa meliputi kebutuhan pribadi maupun kebutuhan penunjang proses belajar.
Sekolah Rakyat sendiri berkonsep boarding school, sehingga para siswa nantinya akan tinggal di kamar atau asmara yang sudah disiapkan di area sekolahan.
“Kalau menurut saya itu program keren banget, kayak kita tinggal di sekolah kedinasan. Baju dapat, komputer dapat, spring bed dapet, setiap kamar AC,” ungkapnya.
Ervin menyebut, berdasarkan informasi yang dirinya terima, Sekolah Rakyat juga akan dilengkapi fasilitas layanan kesehatan.
Sehingga jika ada siswa yang terjangkit penyakit dapat langsung mendapatkan penanganan di sekolah tersebut.
“Dan yang luar biasa itu enggak bayar sama sekali. Kalau punya penyakit disembuhin di situ,” tuturnya.
17 Warga Tangsel Tercatat Sebagai Calon Siswa Sekolah Rakyat
Sebelumnya Ervin mengatakan, sebanyak 17 warga Tangsel terdaftar sebagai siswa yang akan mengenyam pendidikan di sekolah rakyat yang berlokasi di gedung BLKI Banten, kelurahan Jelupang, Kecamatan Serpong Utara.
Belasan siswa yang terdaftar di sekolah rakyat adalah mereka yang tercatat di Desil 1 dan 2 Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
17 siswa yang akan bersekolah terdiri dari 8 siswa berjenis kelamin perempuan dan 9 lainnya laki-laki. Siswa paling banyak tercatat dari wilayah Ciputat 3 orang, Ciputat Timur 2 orang, Pamulang 5 orang, Pondok Aren 3 orang dan Serpong Utara 4 orang.
“Jadi kriteria untuk bisa bersekolah di sekolah rakyat itu dari data Desil 1 dan desil 2 DTSEN,” kata Ervin.
Para siswa yang sudah terdaftar dipastikan telah memenuhi kriteria sesuai ketentuan yang ditetapkan. Hal itu diketahui saat petugasnya melakukan pendampingan ke setiap alamat calon siswa.
“Jadi di bulan Juni dari Kemensos memerintahkan pendamping sosial PKH untuk melakukan mencari siswa yang memenuhi kriteria. Rata-rata orang tua mereka pekerja kasar atau bahkan tidak bekerja,” pungkas Ervin.



