Tangselife.com – Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten kini kembali

memperketat pengawasan terhadap kedatangan penumpang penerbangan seiring

ditemukannya kasus COVID-19 Subvarian Omicron XBB.1.5 atau Kraken di Indonesia.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuha (KKP) Bandara Soetta Tangerang Naning Pranoto

mengatakan bahwa peningkatan pengawasan tersebut dilakukan sebagai upaya

pencegahan terjadinya penyebaran kasus COVID-19 di kawasan bandara.

“Kami berkoordinasi dengan Dinkes Tangsel untuk melakukan surveilen epidomologi

melakukan tracing,” kata Naning di Tangerang, Kamis (02/02/2023), dikutip dari infotangerang.id

Ia mengungkapkan, langka utama dalam antisipasi terjadinya penularan subvarian

Kraken ini yaitu dengan melakukan surveilen atau pelacakan dan tes yang ditindaklanjuti oleh tim kesehatan.

Selain itu, tim Satgas Pengendalian COVID-19 Bandara Soetta bakal menganalisa para

penumpang baik datang maupun bertolak terkait penerapan protokol kesehatan.

“Jadi pas mereka begitu masuk itu kan ada namanya scan barcode PeduliLindungi. Kalau

kodenya warna hijau, dia langsung jalan, lalu dilakukan termoscaner dan pengawasan petugas,” ucapnya.

Ia menjelaskan, dalam proses pemeriksaan iti ditemukan penumpang dengan suhu 37,5 derajat.

Maka akan didampingi ke klinik KKP untuk dilakukan anamis dokter pemeriksaan validasi.

“Jadi penumpang yang lewat dilihat, apakah kelihatan letih, lesu atau batuk dan

sebagainya, tapi suhunya gak tinggi, nanti petugas kami juga mengadvokasi orang itu

untuk pergi ke klinik dilakukan validasi oleh dokter,” ungkapnya.

ia juga menuturkan, acuan protokol kesehatan masih mengacu pada SE 24/25 tahun 2022 tentang Pelaku Perjalanan yang diterbitkan Satgas COVID-19.

“Jadi gini, skarang ini yang kita acu itu masih SE 24 dan SE 25 untuk pelaku perjalanan

dakam negeri dan luar negeri yang diterbitkan Satgas COVID-19 nasional,” kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan kasus Subvarian Omicron XBB.1.5 atau Kraken di Indonesia

hingga saat ini berjumlah tiga pasien, yang melibatkan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dan kontak erat.

“Sampai saat ini sudah tiga kasus Kraken di Indonesia, dan umumnya pasien bergejala ringan,”

kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Kamis.

Ketiga pasien yang dimaksud di antaranya dialami seorang pelaku perjalanan asal Polandia saat beraktivitas di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada 11 Januari 2023.

Dari hasil penelusuran kontak erat terhadap dua warga DKI Jakarta dan satu warga di Kalimantan Selatan, seluruhnya dinyatakan negatif.

Pasien Kraken berikutnya dilaporkan berasal dari Pamulang, Tangerang Selatan, yang

dialami seorang pelaku perjalanan umrah berusia 47 tahun pada 31 Januari 2023.

Pasien perempuan tersebut diketahui sudah memperoleh tiga kali suntikan vaksin

COVID-19 dengan interval terakhir suntikan pada 12 Februari 2022. (AZM/VYH/ASN)