TANGSELIFE.COM– Simak lirik lagu Dawai yang dibawakan oleh Fadhillah Intan dan pesan tersirat di dalam lagunya.
Seperti yang kita tahu, bahwa sampai saat ini lagu Dawai masih viral di TikTok dan masih populer di kalangan masyarakat Indonesia.
Banyak pengguna media sosial yang meng-cover serta menyertakan lirik lagu Dawai ini untuk video atau sekedar backsound untuk keperluan konten.
Selain merdunya suara dari sang penyanyi, ternyata lirik lagu Dawai sendiri memiliki kekuatan yang menggambarkan emosi dan cerita yang didukung oleh alunan melodi yang indah.
Lagu Dawai sendiri menjadi salah satu lagu yang menyentuh hati dan mengandung makna mendalam.
Lalu, seperti apa lirik lagu Dawai yang punya makna mendalam, sekaligus jadi OST film Air Mata di Ujung Sajadah? berikut ulasannya.
Lirik Lagu Dawai, OST Air Mata Diujung Sajadah.
Tujuh tahun sudah
Kau buatku percaya
Dengan keyakinan
Yang semu membiru
Tenggelam ku dalam
Sebuah kepalsuan
Yang kau rajut untuk
membalut malu
Dawai yang telah lama ku petik
Sumbang dan terus lirih berpekik
Do’a yang pernah ku ucap
Surga tak menjawab
Betapa sungguh tega oh hatimu
Mencuri yang digariskan untukku
Hati yang dulu terluka
Dirundung dilema
Mencoba tuk paham
Namun sulit maafkan
Iman yang ku genggam
Kini pun tenggelam
Di palung lautan
Kini tlah kutemukan
Secercah harapan
Yang lama tlah hilang
Dawai yang telah lama ku petik
Sumbang dan terus lirih berpekik
Do’a yang pernah ku ucap
Surga tak menjawab
Betapa sungguh tega oh hatimu
Mencuri yang digariskan untukku
Hati yang dulu terluka
Dirundung dilema
Makna Lirik Lagu Dawai.
Dibalik indahnya lantunan lagu Dawai, ternyata ada pesan yang memilukan di dalamnya.
Pasalnya, lirik lagu Dawai ingin menggambarkan rasa pilu seorang wanita yang harus dihadapi dengan pengkhianatan yang dilakukan oleh pasangannya sendiri.
Lagu ini menceritakan tentang perasaan seorang perempuan yang dilema ketika ketika sedang memperjuangkan hak yang terlah direnggut.
Mirip seperti jalan cerita di film Air Mata di Ujung Sajadah, lagu Dawai ini juga menjelaskan bagaimana perasaan sedih, kecewa, dan terluka yang dirasakan oleh seorang ibu ketika memperjuangkan hak asuh anaknya.
Perempuan tersebut terus merasa bimbang antara memaafkan seluruh peristiwa yang sudah terlanjut terjadi atau lanjutkan perasaan yang pernah ragu.