TANGSELIFE.COM – Literatif Festival 2024 kembali memikat perhatian pengunjung dengan acara istimewa, yaitu creative talk dan bedah buku bersama tiga penulis muda dari Gradien Mediatama Writers, Senin, 9 September 2024 di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Tangsel.
Tiga penulis muda itu yakni Dyssa Chrysilla Caithlin penulis buku ‘Meluruhkan Pilu’, Khoirul Trian penulis buku ‘Anak Kecil yang Kehilangan Pundaknya’ dan Rafi Ibadi penulis buku ‘Untuk Satu Nama Yang Sulit Kuhapus’.
Di Literatif Festival 2024 itu, mereka berbagi tips menulis dan cerita mengenai inspirasi di balik karya mereka, serta tantangan dan pengalaman dalam menulis.
Menariknya, ketiga penulis ini memulai perjalanan mereka sebagai content creator sebelum akhirnya terjun ke dunia penulisan buku.
Khoirul Trian, salah satu penulis yang berpartisipasi, menjelaskan sebelum jad penulis dia aktif sebagai content creator yang menjadi salah satu bekal dia terjun ke dunia menulis.
“Pengalaman ini sangat berharga karena memberikan saya kesempatan untuk berinteraksi dengan audiens dan memahami minat mereka. Melalui podcast, saya belajar bagaimana menyampaikan pesan secara menarik dan efektif, yang kemudian saya aplikasikan dalam penulisan buku saya,” jelasnya.
Di tempat yang sama, penulis lainnya Rafi Ibadi bilang inspirasinya menulis dan membuat buku berkat pengalamannya menjadi content writer di twitter
“Saya biasanya mengumpulkan ide-ide saya sepanjang hari, dan kemudian mulai menulis thread di malam hari sekitar jam 1 pagi, buat adek-adek yang masih sekolah jangan diikutin ya. Proses ini memungkinkan saya untuk menyusun pemikiran saya dengan lebih teratur dan menciptakan konten yang mendalam dan bermanfaat. Twitter menjadi platform yang sangat baik untuk berbagi ide secara langsung dan berinteraksi dengan pembaca,” ungkapnya.
Hal senada juga di ceritakan Dyssa Chrysilla Caithlin. Dia terinspirasi membuat buku setelah aktif sebagai tiktoker dengan konten-konten karya seninya yang dibagikan dengan kata-kata galau di akun tiktoknya @dyssaasayangkamu.
Acara ini juga mencakup sesi bedah buku, di mana masing-masing penulis mempresentasikan karya-karya mereka dan melakukan diskusi mendalam tentang tema, karakter, dan teknik penulisan yang mereka gunakan. Pengunjung memiliki kesempatan untuk bertanya langsung kepada penulis tentang detail dan makna yang terkandung dalam buku mereka.
Antusiasme pengunjung terlihat jelas, terutama saat sesi creative talk dan bedah buku yang sering kali dipenuhi dengan pertanyaan dan diskusi aktif. Banyak peserta merasa terinspirasi dan lebih termotivasi untuk menulis atau membaca lebih banyak setelah mendengarkan langsung dari penulis.
Acara ini menegaskan komitmen Literasi Festival dalam mempromosikan literasi dan mendukung para penulis muda untuk terus berkarya. Dengan dukungan dan partisipasi aktif dari komunitas literasi, diharapkan acara seperti ini akan terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi pengembangan budaya baca dan menulis di masa depan. (Muhammad Rafi Azhar/MG UMJ)