TANGSELIFE.COM– Kisah Widhy Purnama, touring gowes Tangerang-Merauke Papua seorang diri. Perjalanan bersepeda solo itu Widhy lakukan pada akhir 2022 lalu.
Bersepeda kini jadi salah satu kegemaran Widhy Purnama. Sepeda bukan lagi jadi alat transportasi tapi juga alat rekreasi hingga sarana berpetualang.
Warga Perumahan Binong Permai, Curug, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten itu kini menikmati hidup dengan mengayuh sepeda.
“Saya suka gowes sejak 2014 lalu. Awalnya ikut-ikutan untuk olahraga biar sehat. Kini jadi kecanduan dan selalu gowes. Tidak ada hari tanpa gowes,” ujarnya.
Sudah banyak petualangan bersepeda yang Widhy lakukan. Baik itu bersama teman-temannya yang tergabung dalam Komunitas Federalist Tangerang dan Sekitarnya (Fedtangs) maupun seorang diri.
“Sekarang ini saya menikmati hidup dengan ngegowes setelah pensiun,” ujar pria berusia 58 tahun yang pernah bekerja pada sejumlah media massa tersebut.
Bahkan, Widhy pernah menggowes sepedanya dari Tangerang, Provinsi Banten menempuh perjalanan ribuan kilometer hingga ke Kabupaten Merauke, di Provinsi Papua.
Bukan hanya ngegowes dari Tangerang ke Kabupaten Merauke, Papua tapi Widhy juga pernah melakukan gowes dari Tangerang-Aceh dengan tujuan Tugu Titik Nol di Sabang.
“Justru ide bersepeda dari Tangerang ke Merauke itu muncul setelah mengunjungi titik nol kilometer di Aceh yang merupakan daerah paling timur Indonesia,” ceritanya dalam akun YouTube Widhy Pur yang dilihat Kamis 25 Mei 2023.
“Kenapa gak sekalian ke titik nol paling barat Indonesia yang ada di Merauke, Papua,” papar Widhy menguatkan tekad untuk mengunjungi daerah paling barat Tanah Air tersebut.
Widhy lantas bercerita tentang gowes dari Tangerang sampai titik nol Sabang, Provinsi Aceh yang berhasil ditempuh selama 35 hari.
Touring bersepeda Tangerang-Sabang menuju titik nol itu dilakukan Widhy pada 29 Februari-3 Maret 2022 lalu bersama dua rekannya yang juga pehobi bersepeda.
“Waktu melakukan perjalanan Tangerang-Sabang saya bertiga bersama Yenny warga Bekasi dan Jaryatno juga orang Tangerang,” katanya juga.
Tapi, salah satu rekan perjalanannya berpisah di wilayah Surantih, Padang, Sumatera Barat. “Ibu Yenny berpisah karena ingin muncak ke Gunung Kerinci. Jadi kami berpisah,” terang Widhy lagi.
Sedangkan Widi bersama Jaryatno terus melanjutkan perjalanan hingga sampai titik nol Sabang. “Meski pesepeda low budget tapi saya yakin dengan tekad bisa berpetualang ke mana saja,” lanjutnya.
Setelah sampai di Tangerang lagi usai dari Aceh, Widhy langsung mempersiapkan sepedanya beserta perlengkapan dan juga rute yang akan dilalui serta jadwal berangkat ke Kabupaten Merauke tersebut.
Dia lantas memperbaiki sepeda United SL 7 yang akan dia gunakan touring gowes ke tanah Papua tersebut. Termasuk sejumlah peralatan sepeti tenda, sleeping bag dan peralatan masak.
“Awalnya sembari mempersiapkan berbagai perlengkapan, saya juga mencari teman yang mau gowes bareng ke Merauke. Ternyata tidak ada yang mau,” papar Widhy juga.
Tapi semangat touring ke Merauke terus membara dalam diri Widhy. Sambil menunggu teman perjalanan, dia lantas melatih fisik dengan gowes ke Curug Munding, Gunung Kencana, Kabupaten Lebak.
“Perjalanan ke Curug Munding ini saya anggap simulasi untuk perjalanan gowes ke Merauke. Semua peralatan saya bawa,” ucap Widhy lagi.
Karena tekad yang kuat, meski tidak punya teman perjalanan tapi Widi tetap melakukan touring ke Merauke, Provinsi Papua.
“Saya punya tekad dan semangat. Akhirnya gowes ke Merauke, Papua saya jalankan seorang diri pada 16 Oktober 2023,” papar Widhy juga.
Saat berangkat ke Merauke, Widi mengaku hanya beberapa teman gowesnya saja yang tahu. “Perjalanan tanggal 16 Oktober 2023 itu saya loading dari Tangerang-Cirebon,” cerita Widhy.
Touring Gowes Tangerang-Merauke sambil Ziarah Makam Wali Songo
Dimulainya perjalanan touring gowes dari Tangerang-Merauke dari Cirebon karena Widhy ingin berziarah ke makam sejumlah wali atau Wali Songo.
“Lalu saya star melakukan perjalanan ke Merauke dari makam Sunan Gunung Jati Cirebon. Jam 04.00 WIB pagi dimulai sampai ke Panaruban,” katanya.
Waktu hari pertama gowes solo di Cirebon, Widhy mengaku kurang tidur. Saat itu dia menumpang tidur di sebuah masjid pada malam harinya. Akibatnya, besok paginya ngegowes agak melehoy atau lemes.
Lalu, pada hari kedua Widhy mampu gowes hingga Kabupaten Demak tepatnya sampai makam Sunan Kalijaga.
“Saya tidur di Masjid Agung Demak dan besok harinya melanjutkan perjalanan ke Kudus. Lalu mengunjungi Makam Sunan Kudus, lalu Sunan Muria,” cerita Widhy juga.
Dia lantas melanjutkan perjalanan ke Pati lalu ke Rembang. “Saya sempatkan ziarah ke makam Sunan Bonang,” kata Widhy lagi.
Saat itu, Widhy mengaku hanya sendirian berziarah ke Makam Sunan Bonang. Tidak ada peziarah lagi yang datang ke sana.
Selanjutnya perjalanan dilanjutkan Widhy ke Surabaya. “Saya sempat ziarah ke makam Sunan Giri di Gresik dan terakhir ziarah ke makam Sunan Ampel di Surabaya,” ujarnya.
Akhirnya Widhi menuntaskan wisata religinya berwisata ke 9 makam Sunan Wali Songo. Dia pun menuju Malang karena ingin berkunjung ke Gunung Bromo.
Setelah itu Widhy gowes sepeda ke Banyuwangi hingga Bali. Dia lalu menyeberang ke Lombok, Sumbawa, Florest – Makassar – Enrekang – Toraja – Palopo – Poso – Pagimana.
Selanjutnya, Widhy menyeberang ke Gorontalo naik kapal ferry. “Saya dari Gorontalo naik kapal ferry ke Bitung dan mengeksplore daerah itu,” cerita Widhy.
Setelah itu, dia naik kapal untuk berlayar ke Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. “Saya sampai Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Sota di Kabupaten Merauke pada 8 Desember 2022,” kata Widhy juga.
Jadi total yang dibutuhkan untuk bersepeda dari Tangerang-Merauke, Papua itu sekali jalan itu sekitar 52 hari atau nyaris dua bulan perjalanan.
Widhy berangkat pada tanggal 16 Oktober 2022 dari Tangerang dan sampai di PLBN Sota pada 8 Desember 2022. Saat ditanya pengalamannya bersepeda menuju tanah Papua?
Widhy mengaku sangat banyak pengalaman yang dia dapatkan. “Banyak banget pengalaman menarik seperti tidur dalam tenda di hutan dalam perjalanan Toraja ke Palopo. Bertemu orang daerah yang ramah,” ujarnya.
Dia juga mengaku terkesan dengan keindahan alam Papua yang begitu kaya. “Alam Papua sangat indah. Begitu indah ciptaan Allah SWT,” papar Widhy juga.
Widhy juga mengatakan alam di sejumlah daerah yang dia lintasi dengan bersepeda sangat indah. “Alam Indonesia ini sangat indah. Jadi rugi kalau tidak dilihat dan dinikmati,” ucapnya lagi.
Apalagi saat ini, dirinya tidak punya lagi kesibukan usai pensiun. “Jadi sekarang saya bisa gowes sepeda tiap hari. Menikmati hidup,” tandasnya.