TANGSELIFE.COM – Bagi kamu pencinta kucing, hati-hati dengan Cat Scratch Disease (CSD), cakaran kucing yang bisa mengancam kesehatan manusia.

Seperti dikutip dari Center of Disease Control and Prevention (CDC), Cat Scratch Disease adalah kondisi yang disebabkan oleh infeksi bakteri Bartonella henseale yang disebarkan oleh kucing.

Bakteri ini merupakan salah satu yang paling umum menyerang kucing.

Penyakit ini menyebar saat kucing yang terinfeksi menjilati luka manusia atau bisa juga menular melalui gigitan atau cakaran keras kucing yang merusak permukaan kulit manusia.

Ketika bakteri ini masuk ke dalam tubuh bisa menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening yang disertai dengan demam, menurunnya nafsu makan, dan rasa lelah.

Cat Scratch Disease pada umumnya terjadi pada anak-anak dan orang dewasa.

Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada seseorang memelihara kucing atau bersinggung dengan kucing setiap.

Penyebab Cat Scratch Disease

Penyakit CSD ini disebabkan oleh infeksi bakteri Bartonella henselae yang bisa hidup dan berkembang di dalam tubuh kucing terutama cakaran dan mulutnya.

Oleh karena itu ketika seseorang terkena cakaran atau gigitan kucing yang terinfeksi dapat terkena cat scratch disease.

Kucing ini dapat membawa bakteri selama berbulan-bulan dan menyebarkannya kepada manusia.

Seseorang juga bisa terkena penyakit ini apabila kucing menjilat luka terbuka atau menyentuh bagian putih di mata.

Perlu diingat, bahwa seseorang yang terjangkit penyakit ini tak bisa menularkannya ke orang lain.

Gejala Cat Scratch Disease

Kucing bisa terinfeksi oleh bakteri Bartonella henselae dan umumnya tidak memiliki gejala.

Akibatnya, pemilik dari kucing tersebut akan kesulitas dalam mengetahui apakah kucing tersebut terinfeksi atau tidak.

Bakteri tersebut bisa hidup di dalam tubuh kucing selama berbulan-bulan dan menyebabkan cakaran kucing yang bisa menginfeksi manusia.

Sementara pada seseorang yang terinfeksi bakteri Bartonella henselae menunjukkan gejala setelah 3 sampai 10 hari terkena cakaran atau gigitan.

Berikut adalah beberapa gejala umum yang muncul:

– Demam

– Adanya benjolan atau luka di kulit yang terkena cakaran atau gigitan

– Sakit kepala

– Pembengkakan kelenjar getah bening di area kulit yang terkena cakaran atau gigitan

– badan terasa pegal dan lelah

– Sakit tenggorokan

– Penurunan berat badan

– Kehilangan selera makan

Gejala semakin buruk jika ditandai dengan nyeri perut, menggigil, ruam kemerahan pada kulit, demam yang berkepanjangan, sakit punggung nyeri sendi.

Pengobatan Cat Scratch Disease

Dalam mengobati pasien yang mengalami Cat Scratch Disease diberikan penanganan yang berbeda, disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien dan tingkat keparahannya.

Pada pasien dengan metabolisme normal, penyakit dapat sembuh dengan sendirinya.

Namun, dokter tetap memberikan obat anti nyeri untuk meredakan sakit dan pembengkakan, seperti ibuprofen.

Sedangkan pada pasien dengan metabolisme lemah diberikan obat antibiotik untuk mengatasi bakteri dan mencegah infeksi menyebar ke organ lainnya seperti azithromycin.

Pencegahan Cat Scratch Disease

Mengetahui penyakit ini cukup berbahaya, bukan berarti kamu tak boleh memelihara kucing.

Karena pada dasarnya Cat Scratch Disease bisa dihindari dengan menerapkan beberapa cara berikut ini:

– Hindari gigitan dan cakaran kucing

– Cuci tangan dengan sabun & air mengalir setelah bermain dengan kucing

– Jangan biarkan kucing menjilati luka di kulit kamu

– Rawat kucing dengan baik, seperti memotong kukunya secara rutin

– Rutin menggunakan produk antikutu pada kucing

– Jangan memelihara dan bermain dengan kucing liar

Demikian informasi mengenai Cat Scratch Disease, infeksi akibat cakaran kucing yang bisa mengancam kesehatan manusia.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife