TANGSELIFE.COM – Tak sedikit orang mengalami dejavu atau merasa pernah mengalami suatu kondisi yang pernah terjadi sebelumnya.
Ketika mengalami dejavu, seseorang merasa pernah berada di situasi itu sebelumnya.
Sesaat setelahnya, orang tersebut mungkin akan berusaha lebih keras untuk mengingat lebih banyak kenangan.
Namun jika tidak ditemukan kenangan apapun, maka realisasi dejavu lah yang sebenarnya telah terjadi.
Biasanya, orang merasakan dejavu hanya sebentar, bisa jadi mungkin hanya beberapa detik.
Sampai saat ini, masih banyak orang yang merasa heran dengan kondisi tersebut.
Karena itu, penjelasan dan penyebab terjadinya dejavu akan diulas dalam artikel ini.
Pengertian Mengalami Dejavu dan Penyebabnya
Menurut Encyclopedia Britannica, istilah dejavu atau déjà vu berasal dari bahasa Perancis yang berarti ‘sudah terlihat’.
Perasaan dejavu sering kali cepat berlalu, meskipun reaksi seseorang terhadap sensasinya mungkin bertahan selama beberapa waktu.
Meskipun memberikan sensasi familiar, dejavu tidak memiliki pengalaman sebelumnya atau kenangan yang dapat diingat.
Beberapa ahli menafsirkan pengalaman itu didasarkan pada pengaktifan kembali jejak ingatan lama melalui rangsangan yang mirip dengan yang dialami di masa lalu.
Umumnya, dejavu dialami sebagian besar orang karena dipicu oleh pemandangan, suara, atau bau.
Namun rupanya, dejavu juga bisa terjadi pada seseorang yang sedang kelelahan atau stres.
Adapun menurut Scientific American, para ilmuwan berpendapat bahwa dejavu semacam gambaran tentang bagaimana sistem memori bekerja ketika sistem memori mengalami gangguan.
Sensasi dejavu mungkin muncul ketika bagian otak individu yang mengenali situasi familiar diaktifkan secara tidak tepat.
Ketika ini terjadi, maka bagian lain di otak kemudian memeriksa perasaan familiar ini dengan ingatan pengalaman masa lalu.
Biasanya, orang yang mengalami dejavu menyadari bahwa sensasi itu tidak logis dalam keadaan tersebut.
Kemudian, orang tersebut mungkin menghubungkannya dengan kehidupan masa lalu atau pengalaman lainnya.
Namun ilmuwan saraf lainnya, melansir BBC Science Focus, menetapkan bahwa ilusi ingatan ini bukanlah masalah otak atau kesalahan ingatan.
Faktanya justru sebaliknya, dejavu terjadi ketika daerah frontal otak berusaha mengoreksi ingatan yang tidak akurat.
Bagi sebagian orang, mengalami dejavu mungkin merupakan hal yang baik dan menjadi tanda bahwa wilayah otak yang mengecek fakta mampu bekerja dengan baik.
Pada orang sehat, kesalahan mengingat akan terjadi setiap har, dan hal ini wajar karena ingatan melibatkan jutaan dan miliaran neuron.
Sayangnya, sejauh ini tidak ada model tunggal yang dapat menjelaskan secara pasti apa yang terjadi di otak selama seseorang mengalami dejavu.
Namun, sebagian besar teori utama memiliki gagasan yang sama: dejavu terjadi ketika area otak (seperti lobus temporal) memberi sinyal pada area frontal pikiran bahwa pengalaman masa lalu terulang kembali.