TANGSELIFE.COM– Campak adalah penyakit infeksi saluran pernapasan yang sangat menular.
Penyakit ini ditandai dengan ruam pada kulit pada seluruh tubuh dan gejala seperti flu.
Penyakit ini bisa berdampak fatal, terutama pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa yang belum pernah mendapatkan imunisasi campak dan rubella.
Penyebab campak adalah adanya infeksi paramyxovirus yang cukup berbahaya.
Hal ini karena campak dapat memicu komplikasi serius, seperti diare, radang paru (pneumonia), radang otak (ensefalitis), kebutaan, gizi buruk, bahkan bisa sampai menimbulkan kematian.
Faktor Risiko Campak
Umumnya, campak lebih sering menimpa anak-anak yang berusia di bawah lima tahun, meski sejatinya bisa menginfeksi siapapun.
Seseorang yang belum pernah terkena penyakit tersebut atau belum mendapatkan vaksinasi sagat rentan terkena campak. Berikut beberapa faktor risiko campak:
1. Belum mendapatkan vaksinasi
Seseorang akan berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini bila belum menerima vaksin campak.
2. Bepergian ke luar negeri
Bila bepergian ke Negara berkembang, biasanya lebih berisiko tinggi terkena penyakit campak.
3. Kekurangan vitamin A
Orang yang kurang mengkonsumsi asupan vitamin A juga berisiko mengalami gejala dan komplikasi yang parah.
Untuk meningkatkan kewaspadaan perlu mengetahui ciri-ciri campak secara dini.
Kenali Gejala Campak
Ada beberapa gejala campak yang khas dan bisa muncul dari hari-ke hari seperti berikut ini:
1. Gejala Mirip Flu
Melansir dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), awal mula terkena campak atau sekitar tiga hari pertama, penderita akan merasakan sakit mirip seperti flu.
Ciri-ciri ini akan mulai tampak dengan demam tinggi (bisa sampai 40 derajat Celcius), batuk, pilek, mata kemerahan, dan berair.
2. Muncul Bintik Koplik
Ciri selanjutnya adalah ketika dua sampai tiga hari setelah bergejala, penderita bakal merasakan munculnya bintik-bintik putih keabuan dengan dasar merah atau bintik koplik.
Bintik-bintik ini akan muncul di bagian dalam mulut si penderita.
3. Ruam Campak Menyebar
Setelah tiga sampai lima hari gejala munculnya campak, badan penderita akan mengembangkan ruam atau bintik-bintik merah disertai demam tinggi.
Ruam kemerahan ini awal munculnya biasanya dari bagian wajah dan leher, lalu kemudian menyebar ke seluruh badan sampai tangan dan kaki.
Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), ruam campak ini akan berlangsung selama tiga hari dan mereda pada hari keenam sejak gejala awal muncul.
Perbedaan Campak dan Rubella
Terkadang sebagian orang mengira campak itu sama dengan rubella.
Nyatanya, campak merupakan virus yang mudah menular, sedangkan rubella merupakan virus yang lebih ringan.
Meskipun rubella juga cukup berbahaya karena bisa menyebabkan komplikasi yang serius dan fatal pada anak-anak, remaja dan wanita di awal kehamilan.
Infeksi virus rubella pada wanita yang sedang hamil dapat menyebabkan keguguran atau cacat bawaan pada janin.
Cacat bawaan seperti cacat mata dan jantung, autisme, diabetes, hingga disfungsi tiroid.
Rubella biasanya menular melalui hidung, mulut atau tenggorokan dari orang yang telah terinfeksi saat bersin/batuk.
Berdasarkan data penelitian, sebanyak 568 orang meninggal akibat campak dan semua itu kebanyakan terjadi pada anak-anak,
Sebanyak 30% anak-anak yang tertular rubella juga pada akhirnya meninggal.
Vaksin Campak dan Rubella
Supaya hal berbahaya tidak terjadi pada si kecil, maka berikan imunisasi yang lengkap kepada anak yang berusia 12-15 bulan dan vaksin kedua diberikan saat anak berusia 4-6 tahun.
Selain anak-anak, remaja dan orang dewasa juga perlu melakukan ‘pembaruan’ vaksin secara berkala.
Vaksin campak dan rubella ini diperuntukan bagi anak berusia 12 bulan hingga 12 tahun.
Bagi orang dewasa, remaja yang telah lulus SMA, perawat, dan wisatawan memerlukan 2 dosis vaksin campak dan rubella dengan jangka waktu pemberian vaksin pertama dan kedua adalah 28 hari.