Tangselife.com – Banjir di Puskesmas Rawabuntu Serpong, Kota Tangerang Selatan mengejutkan para tenaga kesehatan dan pegawai di sana.
Pasalnya, sudah hampir 7 tahun tempat pelayanan kesehatan masyarakat itu kebanjiran. Banjir kali ini bahkan cukup parah lantaran tak hanya air tapi juga tanah merah.
Usut punya usut, tanah merah itu berasal dari proyek pembangunan perumahan Delatinos yang ada di sebrang Puskesmas.
Kepala Puskesmas Rawabuntu Rosmawati mengaku, pihaknya cukup terkejut dengan banjir itu.
Akibatnya, musibah itu membuat dia dan petugasnya panik. Pasalnya, ada banyak alat kesehatan yang harus segera diselamatkan. Bahkan, ada pasien yang hendak melahirkan dan ada satu pasien di UGD yang diungsikan.
“Ada satu pasien di UGD diangkut ke lantai 2. Ada juga pasien yang mau melahirkan kita alihkan ke Puskesmas Keranggan karena sudah pembukaan dua,” kata Rosmawati, Jumat (12/8/2022).
Rosmawati menerangkan, banjir terakhir dialami Puskesmas Rawabuntu sekira 7 tahun lalu. Banjir kali ini pun tak kalah merepotkan lantaran tanah merahnya cukup tebal.
“Lumpurnya tebel banget dari pembangunan Perumahan Delatinos, mungkin nyebrang ke sini. Ini paling parah, terkahir 7 tahun lalu. Tidak ada pembuangannya, kami terkurung di sini,” terangnya.
Rosmawati berharap, ke depan pembangunan Puskesmas lebih diperhatikan lagi. Pasalnya, jika terjadi hal serupa akan membuat repot petugas yang sudah lelah melayani kesehatan masyarakat.
“Saya pengen pembangunan puskesmas itu sesuai dengan fungsinya, kan kita pelayanan kesehatan ya, jadi tolong diperhatikan lah kan kasian temen-temen udah lelah juga ngurusin pasien terus harus gempur begini. Keadaanya sampai ke dalam semua lumpur, tebel,” harapnya.
Senada diungkapkan Lurah Rawabuntu Harun. Menurutnya, banjir yang merendam masjid dan Puskesmas itu lantaran adanya tanah merah yang menutupi drainase sehingga air meluap.
“Hujan deras, alirannya agak lambat jadi banjir ditambah ada pembangunan dari Delatinos ada kotorannya tanah merahnya ke sini, drainase tersumbat dan akhirnya tumpah ke masjid dan puskesmas,” kata Harun.
Akibat banjir itu, Harun mengaku, sejumlah warga sempat menggeruduk kantornya lantaran mempertanyakan soal penyebab dan tindakan adanya banjir.
Harun mengaku, sudah berkoordinasi dengan pihak Delatinos agar memperhatikan dampak pembangunan terhadap lingkungan.
Terlebih, yang terdampak adalah tempat ibadah dan tempat pelayanan kesehatan masyarakat.
“Saya berharap pembangunan memperhatikan juga dampak ke masyarakat. Ada tanah merah lumayan capek dan sibuk,” pungkasnya. (vyh/asn)