TANGSELIFE.COM – Setiap bulan Oktober, dunia memperingati Breast Cancer Awareness Month atau Bulan Kesadaran Kanker Payudara.
Momen ini menjadi pengingat bagi masyarakat, terutama wanita, untuk lebih waspada terhadap risiko kanker payudara, mengenali gejalanya, serta rutin melakukan pemeriksaan sejak dini.
Menurut Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B(K)Onk, M.Epid, MARS, Konsultan Bedah Onkologi dari Eka Hospital BSD, kanker payudara masih menjadi jenis kanker dengan kasus terbanyak pada wanita di seluruh dunia.
Meskipun begitu, peluang kesembuhan akan jauh lebih tinggi jika penyakit ini terdeteksi sejak awal.
Pentingnya Melakukan Deteksi Kanker Payudara Sejak Dini
Sama seperti jenis kanker lainnya, deteksi dini merupakan kunci utama keberhasilan pengobatan kanker payudara.
Ada sejumlah cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mengenali sejak dini, antara lain:
1. SADARI (Periksa Payudara Sendiri)
Pemeriksaan ini dilakukan setiap bulan, idealnya setelah masa menstruasi berakhir.
Dengan rutin melakukan SADARI, wanita dapat mengenali kondisi normal payudaranya sehingga bila ada perubahan, bisa segera diketahui.
2. SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis)
Pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti dokter atau bidan, disarankan setidaknya satu kali dalam setahun.
3. Mammogram dan USG Payudara
Pemeriksaan pencitraan ini direkomendasikan bagi wanita berusia di atas 40 tahun atau mereka yang memiliki faktor risiko tinggi untuk mendeteksi benjolan yang belum terasa secara fisik.
Ciri-ciri Kanker Payudara yang Perlu Diwaspadai
Jangan menunggu sampai rasa sakit muncul untuk memeriksakan diri. Segera konsultasikan ke dokter apabila menemukan tanda sebagai berikut:
- Terdapat benjolan keras yang berbeda dari jaringan di sekitarnya dan tidak hilang setelah menstruasi
- Perubahan ukuran atau bentuk salah satu payudara
- Kulit payudara menebal, mengerut, atau tampak seperti kulit jeruk
- Puting tertarik ke dalam atau mengeluarkan cairan yang tidak normal, terutama jika berdarah
- Terjadi kemerahan atau pembengkakan yang tidak kunjung hilang
Faktor Risiko Kanker Payudara
Walaupun semua wanita memiliki risiko, sejumlah faktor bisa meningkatkan kemungkinan terkena kanker payudara, seperti:
- Jenis kelamin dan usia: Risiko meningkat seiring bertambahnya usia
- Riwayat keluarga: Memiliki keluarga inti yang pernah menderita kanker payudara
- Mutasi genetik: Seperti BRCA1 dan BRCA2
- Riwayat reproduksi: Menstruasi dini, menopause terlambat, atau belum pernah melahirkan
- Gaya hidup: Kurangnya aktivitas fisik, obesitas, dan konsumsi alkohol berlebihan
Penanganan Kanker Payudara
Untuk pasien yang telah terdiagnosis, penanganan bisa dilakukan dengan sejumlah metode, tergantung pada stadium dan kondisi pasien. Beberapa di antaranya yakni:
1. Pembedahan (Operasi): Mengangkat tumor, baik sebagian (lumpektomi) maupun seluruh payudara (mastektomi)
2. Radioterapi: Menggunakan sinar radiasi untuk membunuh sisa sel kanker setelah operasi
3. Kemoterapi: Menggunakan obat untuk menghancurkan sel kanker yang menyebar ke seluruh tubuh
4. Terapi Hormon dan Terapi Target: Pengobatan yang disesuaikan dengan karakteristik biologis sel kanker
Kini, penanganan kanker payudara dilakukan dengan pendekatan multidisiplin, melibatkan tim dokter dari berbagai bidang seperti bedah onkologi, onkologi medis, radiologi, patologi anatomi, hingga rehabilitasi medik.
Tujuannya untuk memberikan perawatan yang paling tepat, efektif, dan sesuai dengan kondisi setiap pasien.
Menyadari pentingnya kesehatan adalah langkah pertama, namun tindakan segera adalah yang terpenting.
Jika seorang wanita memiliki faktor risiko atau merasakan perubahan yang tidak biasa pada payudaranya, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan tanpa menunda waktu.



