TANGSELIFE.COM – Sejumlah jemaah haji Indonesia terpaksa harus dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) karena terserang penyakit pneumonia.

Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, yakni dr Enny Nuryanti mengungkapkan, setidaknya ada 57 pasien jemaah haji Indonesia yang sedang dirawat dan mayoritas menderita pneumonia.

“Pneumonia terbanyak, lalu dimensia dan dispepsia (keluhan lambung),” ungkap dr Enny.

Menurutnya, udara panas jadi salah satu penyebab pneumonia menjadi penyakit paling banyak diderita jemaah haji Inodnesia.

Saat ini di Makkah suhu udaranya mencapai 43 derajat celcius.

“Ketika berada di kloter terkena ISPA terus daya tahan tubuhnya menurun dan geriatri hingga menyebabkan infeksi di paru. Kini kasus ISPA semakin banyak di kloter,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, jemaah wajib mengenakan masker ke mana pun pergi, termasuk ketika beribadah di Masjidil Haram. Kecuali saat tawaf.

Selain disiplin mengenakan masker, jemaah juga perlu makan makanan yang bergizi dan minum air cukup, jika perlu ditambah oralit.

Dan yang tak kalah penting adalah hindari merokok.

Sejak klinik KKHI beroperasi, sebanyak 78 pasien dirawat inap dan 138 jemaah rawat jalan.

Adapun jemaah yang dirujuk ke RS Arab Saudi ada 85 orang dengan sebagian pasien sudah pulang.

Sampai saat ini diketahui jumlah jemaah meninggal sebanyak 20 orang, di mana 6 orang meninggal di Makkah.

Rata-rata mereka yang meninggal diketahui kolaps usai umrah.

Cara Cegah Pneumonia

Pneunomia

1. Vaksin pneumonia

Vaksin bisa membantu mencegah pneumonia yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus atau virus flu.

Walaupun vaksin tak bisa mencegah semua kasusnya, seseorang yang telah divaksinasi cenderung mengalami komplikasi lebih sedikit dan infeksi lebih ringan.

Selain itu, durasi penyakitnya biasanya lebih singkat dibandingkan dengan mereka yang belum divaksin.

2. Rutin mencuci tangan

Mencuci tangan menggunakan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol penting dilakukan untuk membunuh kuman.

Ini adalah langkah sederhana, tapi efektif untuk mencegah penyebaran penyakit.

3. Jangan merokok

Merokok bisa merusak kemampuan paru-patu dalam menyaring dan melindungi tubuh dari kuman.

Dengan berhenti merokok, seseorang membantu paru-parunya tetap sehat dan mengurangi risiko terkena penyakit pernapasan ini.

4. Menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat

Imun tubuh yang kuat merupakan pertahanan terbaik terhadap berbagai infeksi, termasuk pneumonia.

Untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat, kamu bisa melakukan banyak aktivitas fisik secara teratur dan mengikuti rencana makan yang sehat dan seimbang.

5. Hindari paparan orang yang sedang sakit

Sebagian besar infeksi pernapasan menyebar melalui partikel-partikel kecil di udara atau permukaan yang disentuh oleh seseorang.

Menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit menjadi solusi untuk mencegah infeksi pernapasan dan kemungkinan pneumonia.

6. Menerapkan gaya hidup sehat

Cara seseorang dalam merawat tubuh dan lingkungan sekitarnya berperan besar dalam kemampuan tubuh melawan infeksi yang bisa menyebabkan pneumonia.

Untuk membantu seseorang memperkuat paru-paru dan sistem kekebalan tubuh, lakukan istirahat yang cukup, makan makanan yang seimbang, berolahraga dengan teratur, mengurangi paparan terhadap bahan kimia atau polusi, dan selalu ikuti perkembangan vaksinasi.

7. Cegah pilek berubah menjadi pneumonia

Jika sedang dilanda flu, bicarakan kepada dokter tentang langkah-langkah proaktif yang bisa diambil untuk mencegah flu berkembang menjadi pneumonia.

Cobalah untuk istirahat yang cukup, minum banyak cairan, dan mengonsumsi suplemen untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

8. Menggunakan dua masker

Selain menjaga kebersihan tangan, penting juga untuk menggunakan masker ganda sebagai strategi tambahan untuk melindungi diri dari penularan virus.

Gunakan masker kain yang lebih tebal atau masker bedah di atas masker kain yang bisa membantu meningkatkan perlindungan, terutama ketika berada di tempat ramai atau yang berisiko tinggi.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
Dwi Oktaviani
Editor
Dwi Oktaviani
Reporter