TANGSELIFE.COM – Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengungkapkan bahwa aplikasi Temu asal China mengancam UMKM dalam negeri.

Bahkan, hadirnya aplikasi ini dianggap lebih berbahaya dari TikTok Shop yang sempat menjadi polemik beberapa waktu lalu.

Menurutnya, aplikasi Temu memfasilitasi perdagangan cross border atau dari luar negeri yang sangat mengancam produk-produk UMKM.

“Ini yang saya khawatir ada satu lagi satu aplikasi digital, cross border yang saya kira masuk ke kita dan ini lebih dari TikTok Shop,” ucap Teten.

Pasalnya aplikasi ini langsung menghubungkan produk-produk dari pabrik kepada pembeli, tanpa perantara reseller, affiliator, atau pihak ketiga dalam rantai pasok tersebut.

Menurut Teten, Temu menggunakan metode penjualan factory to consumer (penjualan langsung dari pabrik ke konsumen).

Masuknya aplikasi tersebut ke 58 negara, apalagi jika masuk ke Indonesia, bisa berdampak pada UMKM dan lapangan pekerjaan di Indonesia.

“Dari ratusan pabrik dia langsung masuk ke konsumen, jadi akan ada beberapa banyak lapangan kerja di di distribusi akan hilang,” ungkapnya.

Kemendag akan terus memantau aplikasi tersebut secara mendalam. Meskipun demikian Isy Karim selaku Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag memastikan aplikasi Temu belum masuk Indonesia.

Adapun Staf Khusus Kementerian Koperasi dan UKM, Fiki Satari juga memberikan pernyataan yang sama saat ditanya mengenai dampak aplikasi Temu.

Ia menegaskan bahwa aplikasi tersebut harus segera ditolak karena berbenturan dengan regulasi yang ada.

“Ada PP Nomor 29 Tahun 2002 tentang Larangan Penggabungan KBLI 47, bisa juga yang kita revisi Permendag nomor 31 2023, Pengawasan Pelaku Usaha Sistem Elektronik, ada cross border langsung jadi tidak boleh,” ucap Fiki.

Lantas, Apa Sebenarnya Aplikasi Temu?

Temu adalah aplikasi yang didukung perusahaan asal China PDD Holdings dengan kantor pusat yang berada di Boston, Amerika Serikat (AS).

Sama seperti pada platform belanja online lainnya, aplikasi ini memungkinkan pelanggan untuk mencari dan membeli produk dari berbagai kategori, seperti elektronik, peralatan rumah tangga, pakaian, dan aksesori.

Kendati demikian, Temu terhubung langsung dengan 80 pabrik di China.

Aplikasi ini tersedia secara gratis melalui perangkat Android dan iOS.

Jika dilihat di Google Play Store, Temu telah diunduh oleh lebih dari 100 juta pengguna dan memperoleh 3 juta ulasan.

Tidak hanya itu, jumlah pengguna aktif di Temu telah mencapai 167 juta orang setiap bulannya. Bahkan, di Amerika sendiri ada 50,4 juta pengguna aktif aplikasi tersebut.

Temu diluncurkan pertama kali pada tahun 2022 dan dengan singkat berhasil menjadi salah satu aplikasi belanja paling populer di Amerika Serikat.

Aplikasi ini mendapat beragam ulasan positif karena layanannya yang mudah digunakan, ketersediaan berbagai macam produk, dan harga yang kompetitif.

Selain itu, aplikasi Temu juga menawarkan berbagai opsi pembayaran yang mudah, termasuk kartu kredit dan dompet elektronik, serta dengan layanan pengiriman yang andal.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
Dwi Oktaviani
Editor
Dwi Oktaviani
Reporter