TANGSELIFE.COM – Amerika Serikat (AS) klaim Israel telah menyetujui melakukan jeda militer selama empat jam per hari di Gaza Utara.

Jeda militer selama empat jam per hari di Gaza Utara selama pertempuran Israel-Hamas itu dilakukan untuk tujuan kemanusiaan.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan adanya jeda militer selama 4 jam merupakan sebuah kemajuan.

“Israel akan mulai menerapkan jeda selama empat jam di wilayah Gaza utara setiap hari, dengan pengumuman yang akan disampaikan tiga jam sebelumnya,” kata Kirby, Kamis 9 November 2023.

Jeda Militer 4 Jam Diberlakukan di Gaza Utara

Kirby mengatakan bahwa selama pelaksanaan jeda militer, pasukan Israel tidak akan melakukan operasi militer di wilayah tersebut.

“Kami telah diberitahu oleh pihak Israel bahwa tidak akan ada operasi militer di daerah-daerah tersebut selama masa jeda tersebut (dan) proses ini dimulai hari ini,” lanjutnya.

Menurut Kirby, jeda waktu tersebut memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan sekaligus memungkinkan warga sipil untuk melarikan diri dari situasi perang.

Kirby menjelaskan, Israel juga telah membuka ‘koridor kemanusiaan’ selama beberapa hari terakhir.

Koridor tersebut memungkinkan ribuan warga Gaza Utara yang paling terdampak perang untuk meninggalkan Kota Gaza menuju ke selatan.

“Kami ingin melihat jeda terus berlanjut selama bantuan kemanusiaan dibutuhkan,” kata Kirby.

Kendati begitu, Richard Hecht yang merupakan juru bicara militer Israel, tampak meremehkan jeda militer tersebut.

“Ini bukan pergeseran. Ini adalah jeda taktis lokal untuk bantuan kemanusiaan, yang terbatas dalam waktu dan wilayah,” jelasnya.

Sekjen PBB Sebut Ada Kesalahan dalam Operasi Militer Israel

Diwartakan CNA, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyebut ada kesalahan dari perang Israel-Hamas.

Menurutnya, banyaknya jumlah warga sipil yang terbunuh di Jalur Gaza menunjukkan bahwa ada sesuatu yang jelas-jelas salah dalam operasi militer Israel terhadap kelompok Hamas di Palestina.

Israel telah bersumpah untuk menghabisi Hamas setelah para militan menewaskan 1.400 orang dan menyandera lebih dari 240 orang dalam sebuah serangan pada tanggal 7 Oktober.

Israel juga telah menyerang Gaza lewat udara, daerah kantong berpenduduk 2,3 juta jiwa, serta memberlakukan pengepungan dan melancarkan invasi darat.

“Ada pelanggaran yang dilakukan oleh Hamas ketika mereka memiliki perisai manusia,” kata Guterres, Rabu 8 November 2023.

“Namun, ketika kita melihat jumlah warga sipil yang terbunuh dalam operasi militer tersebut, ada sesuatu yang jelas-jelas salah,” ujar Guterres dalam konferensi Reuters NEXT.

Para pejabat Palestina mengatakan terdapat 10.569 warga telah terbunuh di Gaza, 40 persen di antaranya adalah anak-anak.

Guterres membandingkan jumlah anak-anak yang terbunuh di Gaza dengan jumlah korban jiwa dalam konflik di seluruh dunia yang ia laporkan setiap tahun kepada Dewan Keamanan PBB.

“Setiap tahun, jumlah pembunuhan anak-anak oleh salah satu aktor dalam semua konflik yang kita saksikan mencapai ratusan,” kata Guterres.

“Dalam beberapa hari di Gaza, ribuan anak terbunuh, yang berarti ada sesuatu yang jelas-jelas salah dalam cara operasi militer dilakukan,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife