TANGSELIFE.COM – Pada acara debat ketiga Pilgub Banten 2024, Calon Gubernur Banten Airin Rachmi Diany menyampaikan strateginya dalam meningkatkan sumber daya manusia di Provinsi Banten.

Menurutnya, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus memiliki keselarasan atau link and match dengan kebuthuan lapangan kerja.

Hal ini dibahas dalam sesi tanya-jawab debat ketiga Pilgub Banten 2024 yang berlangsung pada Rabu, 20 November 2024.

Andra Soni menyoroti rata-rata lama sekolah yang hanya 9,15 tahun, tingkat pengangguran yang menempati posisi kedua tertinggi, dan tingkat kemiskinan yang berada di urutan kelima di Pulau Jawa.

Ia pun bertanya kepada Airin untuk menjelaskan strategi konkret untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Banten.

Merespons hal tersebut, Airin mengungkapkan bahwa salah satu penyebab tingginya angka pengangguran adalah ketidaksesuaian antara program pendidikan di sekolah dengan kebutuhan dunia kerja.

Jika terpilih sebagai gubernur, Airin akan mengevaluasi SMK agar sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja, sehingga terciptanya hubungan yang selaras atau link and match.

Mantan wali kota Tangerang Selatan tersebut menyebutkan bahwa sejumlah SMA dan SMK negeri di Banten masih kurang.

Ia kembali menegaskan bahwa nantinya terpilih, Airin akan membangun sekolah, khususnya SMA dan SMK.

Sebagian SMA atau SMK di Banten sudah gratis, beberapa rupiahnya telah diperhitungkan, sehingga apa yang didapat di sekolah negeri harus diperoleh anak-anak Banten yang bersekolah di sekolah swasta.

Airin juga mendorong siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, serta memaksimalkan balai latihan kerja yang telah ada di Banten.

Strategi Airin Rachmi Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja di Banten

Airin mengungkapkan sejumlah langkah untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja di Banten.

Ia mengusulkan kolaborasi antara perguruan tinggi dan memaksimalkan Balai Latihan Kerja (BLK), seperti yang ada di Tangerang Selatan namun belum berfungsi optimal.

Selain itu, ia juga akan mengadakan program pelatihan berbasis mobilitas (mobilitas training center) serta mendorong perusahaan untuk mengadakan pusat pelatihan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

Airin juga menegaskan pentingnya digitalisasi dalam membuka lapangan kerja untuk mengurangi praktik percaloan yang masih marak.

Di samping itu, Andra Soni menyoroti pentingnya pendidikan gratis untuk mendukung program wajib belajar 12 tahun dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Ia juga berencana mengadakan pelatihan vokaasi yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Program sekolah gratis tersebut bertujuan untuk mencapai angka wajib belajar 12 tahun, dilanjutkan dengan pelatihan vokasi berbasis kebutuhan industri melalui program Plat A.

Andra juga menyoroti rendahnya penyerapan tenaga kerja lokal di perusahaan-perusahaan di Banten.

Ia berpendapat untuk menghadirkan kebijakan zona khusus untuk memprioritaskan warga setempat dalam industri lokal.

“Konsep shareloc untuk tenaga kerja lokal memastikan warga yang tinggal di sekitar kawasan industri bisa bekerja di sana. Dengan demikian, pengangguran dapat ditekan secara adil dan merata demi kesejahteraan rakyat,” jelasnya.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
Dwi Oktaviani
Editor
Dwi Oktaviani
Reporter