TANGSELIFE.COM – Serangan brutal militer Israel membuat Gaza kian krisis, terbaru bahan bakar di area trsebut habis, dan sistem komunikasi padam.

Kondisi Gaza kian krisis itu diungkapka langsung oleh Kepala Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini, Kamis, 16 November 2023.

“Gaza kembali mengalami pemadaman komunikasi total, hal ini terjadi karena tidak adanya bahan bakar,” kata Ketua UNRWA Philippe Lazzarini pada konferensi pers di Jenewa,.

Pernyataan itu juga dikonfirmasi kebenarannya oleh Perusahaan telekomunikasi Palestina, Paltel.

Dimana pemadaman listrik tersebut. Paltel menyebut sumber energi yang menopang peralatan vital telah habis.

“Kami umumkan, bahwa sistem layanan komunikasi di Gaza tidak lagi dapat beroperasi, karena semua sumber energi telah habis,” ungkapnya.

Lanjut Ketua UNRWA Philippe Lazzarini, pemadaman komunikasi dapat meningkatkan kepanikan di Gaza. Usai pemadaman sebelumnya, kantor UNRWA diserbu ratusan warga.

“Ini akan memicu kecemasan dan kepanikan, ketika pemadaman listrik total, dan Anda tidak lagi dapat berkomunikasi dengan siapa pun,” katanya.

“Peristiwa ini juga dapat merusak, dan menyulitkan beroperasi di lingkungan di mana Anda tidak memiliki ketertiban umum,” tambahnya.

Gempuran Israel Sebabkan Gaza Kian Krisis

Gaza Kian Krisis

Sementara di tengah situasi tersebut, militer Israel terus melakukan gempuran secara masif ke wilayah Gaza.

Yang terbaru ialah, militer Israel menyerang RS Al Shifa dan RS Al Ahli. Mereka menuding ada markas komando Hamas di RS Al Shifa.

Hamas sudah membantah tegas bahwa pihaknya memiliki markas di RS Al Shifa. Hamas menyebut pernyataan AS merupakan “lampu hijau” bagi Israel untuk membantai warga sipil.

Kelompok milisi Palestina itu bahkan meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk komite internasional guna menginspeksi semua rumah sakit di Jalur Gaza, termasuk RS Al Shifa, untuk membuktikan klaim Israel.

Jumlah korban tewas akibat serangan tersebut kini telah mencapai 11.500 orang per Rabu (15/11), termasuk ribuan anak-anak.

Sopiyan
Editor