TANGSELIFE.COM – Sebanyak 454.354 masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya pada Pilkada 2024 alias golput.

Berdasarkan formulir D Hasil rekapitulasi kecamatan se-Kota Tangsel, dari total 1.058.127 daftar pemilih tetap, hanya 603.773 masyarakat yang menggunakan hak pilihnya untuk pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tangsel.

Dari hasil rekapitulasi tersebut, pasangan nomor urut satu Benyamin Davnie dan Pilar Saga Ichsan berhasil mengumpulkan 354.027 suara.

Sementara pasangan nomor urut dua, Ruhamaben-Shinta Wahyuni Chairudin meraih 212.740 suara. Sedangkan 37.006 surat suara dinyatakan tidak sah.

Ketua KPU Tangsel, Muhammad Taufiq MZ belum bisa memastikan apa penyebab pasti tingginya golput pada kontestasi Pilkada 2024.

Pasalnya, lanjut Taufiq, sejauh ini pihaknya telah berupaya maksimal dengan melakukan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat yang ada di Kota Tangsel.

“Seluruh inovasi bagian kita bersosialisasi kepada stakeholder (seperti) goes to campus, goes to school, menyasar seluruh komunitas di Tangsel sudah kita rangkul,” kata Taufiq seusai rapat pleno rekapitulasi, Jumat malam, 5 Desember 2024.

Taufiq menerangkan, tingginya angka golput pada Pilkada serentak 2024 tidak hanya terjadi di Kota Tangsel, melain juga di beberapa wilayah lain se-Indonesia.

Namun ia memastikan bahwa hasil Pilkada 2024 ini akan menjadi catatan penting KPU Tangsel agar kedepannya tingkat partisipasi dapat lebih ditingkatkan lagi.

“Tapi di Tangsel ini menjadi catatan penting, bahwa KPU Tangsel periode ke depan atau periode berikutnya kita tunggu desain kepemiluan (sehingga partisipasi dapat meningkat),” pungkasnya.

Bawaslu Tangsel Beri Catatan

Dihubungi terpisah, Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Humas Bawaslu Tangsel, Apria Roles Saputro menerangkan, tingginya angka golput di Pilkada 2024 disebabkan oleh banyak faktor.

Ia menyebut salah satunya mungkin disebabkan karena belum masifnya sosialisasi yang dilakukan oleh KPU Tangsel.

“Variabel-variabel terkait sosialisasi untuk 27 November kepada pemilih, kepada masyarakat yang punya hak pilih di Tangsel ini ya kurang, mulai dari tingkat kota, kecamatan dan kelurahannya kurang sosialisasinya,” kata Apria beberapa waktu lalu, Rabu, 4 Desember 2024.

“Atau mungkin sosialisasinya tidak sampai kepada seluruh elemen masyarakat yang ada di Tangsel,” tambahnya.

Apria mengungkapkan, rendahnya tingkat partisipasi pada Pilkada 2024 ini akan menjadi catatan agar dilakukan evaluasi oleh KPU Tangsel.

Dengan demikian, lanjut Apria, partisipasi masyarakat untuk momentum politik pada tahun-tahun mendatang dapat lebih meningkat.

“Kita mengingatkan juga kepada KPU sebagai penyelenggara teknis terkait pemungutan dan penghitungan suara, informasi sosialisasi baik sebelumnya maupun di hari H harus lebih di masifkan,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
Dwi Oktaviani
Editor
Andre Pradana
Reporter