TANGSELIFE.COM – Sebanyak 36.000 peserta Jambore Pramuka Sedunia di Korea Selatan dievakuasi hari ini, Selasa (8/8/2023).

Jambore Pramuka Sedunia ke-25 (25th World Scout Jamboree) di Korea Selatan berlangsung pada 1 sampai 12 Agustus 2023.

Namun perhelatan Jambore Pramuka Sedunia ke-25 itu terkendala akibat cuaca ekstrem dan ancaman topan khanun yang bergerak menuju area acara.

Oleh karena itu, sebanyak 36.000 peserta Jambore Pramuka Sedunia pun dievakuasi dari Bumi Perkemahan Saemangeum untuk menghindari ancaman topan Khanun.

Topan Khanun diperkirakan akan melanda area bumi perkemahan tempat digelarnya Jambore Pramuka Sedunia ke-25 pada 9 dan 10 Agustus 2023 esok.

Evakuasi 36.000 Peserta Jambore Pramuka Sedunia di Korsel

Jambore Pramuka Sedunia di Korea Selatan
Logo Jambore Pramuka Sedunia di Korea Selatan

Evakuasi 36.000 peserta Jambore Pramuka Sedunia dilakukan sesuai arahan Presiden Yoon Suk Yeol pada 6 Agustus 2023 pada Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan.

Wakil Menteri Manajemen Bencana dan Keselamatan di Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan, Kim Sung-ho, mengatakan proses evakuasi 36.000 peserta Jambore Pramuka Sedunia dari 156 negara dimulai pukul 10 pagi.

Untuk proses evakuasi ke tempat akomodasi sebanyak 36 ribu peserta, Pemerintah Korea menyediakan sekitar 1.000 bis yang dibagi untuk tiap-tiap negara.

Di setiap bis juga disediakan jasa penerjemah.

“Untuk menjamin kelancaran dan ketertiban, proses evakuasi akan dibantu oleh polisi, fire department dan Ministry of Land, Infrastructure and Transport RoK,” kata Kim Sung-ho.

Pemerintah Pusat Korea Selatan dan pemerintah daerah yang dipimpin Perdana Menteri RoK (Republic of Korea) telah membahas evacuation plan untuk 36.000 peserta Jambore Pramuka Sedunia pada, Senin (7/8/2023).

Pertemuan tersebut membahas persiapan fasilitas pemerintah dan swasta yang layak serta tidak terdampak topan untuk lokasi menampung 36 ribu peserta Jambore Pramuka Sedunia.

Sebelumnya, Pemerintah Pusat Korea Selatan telah memberikan perhatian khusus pada gelombang panas yang sedang terjadi.

Salah satunya dengan mengerahkan sebanyak 132 bus antar-jemput tambahan ber-AC dengan total 24 bus yang beroperasi dalam interval 10 menit.

Pihak militer juga memasang 69 kanopi tambahan untuk berteduh di seluruh area perkemahan.

Nasib Kontingen Indonesia di Jambore Pramuka Sedunia ke-25

Indonesia mengirim 1.569 kontingen untuk mengikuti acara internasional akbar yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali itu.

Sejauh ini, angka 1.569 orang menjadi jumlah kontingen terbesar dalam sejarah keikutsertaan Pramuka Indonesia pada acara Jambore Pramuka Sedunia.

Pamuka Indonesia Ikut Jambore Pramuka Sedunia di Korea Selatan
Kontingen Indonesia ikut Jambore Pramuka Sedunia ke-25

Kontingen Indonesia dipimpin Ketua Kontingen, Mayjen TNI Mar (Purn) Yuniar Ludfi, serta dipimpin juga oleh Wakil Ketua I, Ahmad Rusdi, dan Wakil Ketua II, Berthold Sinaulan.

Berthold Sinaulan mengatakan seluruh kontingen Indonesia akan ditampung di Wonkwang University Dormitory, Provinsi Jeolla Utara.

Lokasi akomodasi untuk kontingen Indonesia itu berjarak sekitar 55 km dari bumi perkemahan Saemangeum.

Selama evakuasi, peserta didik akan didahulukan, setelah itu disusul oleh peserta yang merupakan orang dewasa.

Untuk mendukung kelancaran evakuasi, KBRI Seoul juga mengerahkan mahasiswa Indonesia di Korea Selatan untuk memberi bantuan di lokasi pemindahan.

Adapun Presiden Joko Widodo sudah memberi mandat pada Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk memantau jalannya Jambore Pramuka Sedunia di Korea Selatan.

“Saya sudah perintahkan kepada Kemlu kepada kedutaan kita untuk selalu memonitor untuk selalu memantau,” kata Jokowi.

Jokowi juga belum memerintahkan agar kontingen Indonesia dipulangkan kembali.

“Sampai saat ini tidak ada yang disampaikan itu membahayakan dan kita harus apa membawa pulang kembali,” kata Jokowi.

Sebelumnya, diketahui kontingen Indonesia tetap bertahan meski cuaca panas telah mencapai 38 hingga 40 derajat Celsius pada siang hari.

Umumnya, kontingen Indonesia terdiri dari peserta didik berkisar usia 14-17.

Beberapa peserta didik sempat dirawat akibat kepanasan, kaki terluka, dan terkilir.

“Pihak Kontingen Indonesia melalui tim dokter dan sekretariat juga memberikan pendampingan penuh, termasuk penyediaan transportasi, pembelian obat, dan penyediaan kursi roda serta tongkat penyangga untuk yang memerlukannya,” jelas Ahmad Rusdi.

Selama Jambore Pramuka Sedunia di Korsel, pihak Kedubes RI menyediakan fasilitas kendaraan agar pimpinan kontingen dan tim dokter lebih mudah mengecek kondisi seluruh peserta Indonesia.

Hal itu lantaran para peserta Indonesia tersebar di beberapa titik di dalam area perkemahan seluas 8 kilometer.

Para Pembina Pendamping juga lebih memperketat pengawasan terhadap peserta didik, antara lain memperhatikan lebih teliti kesehatan tiap anggota, membatasi pergerakan, dan menentukan akan terus atau berhenti mengikuti kegiatan jika cuaca terlampau panas.