TANGSELIFE.COM – Anggaran Rp8 triliun disiapkan pemerintah Republik Indonesia (RI) guna mengantisipasi kekeringan akibat terjadinya fenomena El Nino.
Fenomena El Nino diprediksi akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia pada bulan Agustus sampai September 2023 nanti.
Dampak fenomena El Nino berpengaruh terhadap penurunan produksi pertanian dan menaikkan beberapa komoditas pangan.
Atas hal itu pula, maka tak heran pemerintah menyiapkan dana sampai Rp8 triliun sebagai upaya mengantisipasi kekeringan akibat fenomena El Nino.
Alokasi anggaran Rp8 triliun pada masyarakat untuk menstabilkan harga disampaikan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan.
“Pemerintah mulai Oktober hingga Desember akan mengucurkan Rp8 triliun bantuan kepada masyarakat agar bisa mengendalikan harga-harga,” kata Zulkifli Hasan.
63% Wilayah Indonesia Kena Dampak Fenomena El Nino
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menerangkan puncak El Nino diprediksi jatuh di bulan Agustus dan September 2023.
“Diprediksi puncaknya akan terjadi pada Agustus-September dan El Nino ini intensitasnya lemah hingga moderat,” kata Dwikorita.
Dwikorita juga mengingatkan imbas fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif yang mengakibatkan kekeringan, maka ada ancaman gagal panen pada lahan pertanian tadah hujan.
“Pemerintah daerah perlu melakukan aksi mitigasi dan aksi kesiapsiagaan segera. Lahan pertanian berisiko mengalami puso alias gagal panen akibat kekurangan pasokan air saat fase pertumbuhan tanaman,” ujarnya.
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, A Fachri Radjab, menjelaskan bahwa posisi geografis Indonesia cukup unik karena diapit dua samudera.
Letak geografis Indonesia menyebabkan akan adanya wilayah yang terdampak kekeringan ekstrem dan wilayah lainya justru akan banjir saat fenomena El Nino.
Berdasarkan pemantauan 10 hari terakhir Juli 2023, indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan nilai positif 1,14 yang mengindikasikan intensitas El Nino terus menguat sejak awal Juli.
“Di Indonesia, El Nino memberikan dampak kondisi lebih kering sehingga curah hujan berkurang, tutupan awan berkurang, dan suhu meningkat,” kata Fachri.
Berkenaan dengan iklim, BMKG pun telah membuat kategori zona musim sebanyak 669 zona.
“Sudah ada 63% dari 669 zona ini sudah masuk musim kemarau. Artinya sebanyak 63% kita sudah terdampak langsung El Nino,” jelas Fachri.