TANGSELIFE.COMAmerika Serikat (AS) dikabarkan menembaki kelompok Houthi, pada Minggu waktu setempat.

Setidaknya ada 10 pasukan milisi proksi Iran yang tewas dalam aksi tersebut.

Seperti dikutip dari AFP, helikopter Angkatan Laut AS melakukan operasi saat pejuang Houthi menaiki kapal kargo di lepas pantai Yaman.

Sebelumnya Houthi memang menargetkan sejumlah kapal yang diduga akan berlabuh dan milik Israel, sebagai bentuk protes atas serangan Tel Aviv ke Gaza, Palestina.

Insiden di Laut Merah tersebut menjadi tanda eskalasi maut AS sejak negeri itu membentuk satuan tugas angkatan laut multinasional pada awal Desember untuk melindungi jalur pelayaran penting tersebut.

Dilaporkan serangan Houthi yang berulang kali, termasuk dengan menembakkan drone dan rudal telah menghentikan aktivitas pelayaran di jalur yang mendukung 12% perdagangan global itu.

Dalam pernyataannya, Komando Pusat AS mengungkapkan angkatan laut menanggapi panggilan darurat dari Maersk Hangzhou, sebuah kapal kontainer milik Denmark yang dilaporkan diserang untuk kedua kalinya dalam 24 jam saat transit di Laut Merah.

Kapal tersebut sebelumnya menjadi sasaran dua rudal balistik anti-kapal.

“Satu ditembak jatuh oleh militer AS dan satu lagi menghantam Maersk Hangzhou,” ungkapnya.

Kelompok Houthi kemudian disebut-sebut menembak helikopter AS yang kemudian melakukan pembalasan.

AS menenggelamkan tiga dari empat perahu kecil yang datang dalam jarak 20 meter dari kapal.

“Awak ketiga kapal tersebut tewas, sementara kapal keempat melarikan diri dari daerah tersebut,” lanjutnya.

Di sisi lain, juru bicara militer Huthi Yahya Saree mengkonfirmasi, dalam sebuah pernyataan melalui platform X, bahwa ada 10 anggota angkatan laut kelompok itu tewas atau hilang dalam serangan AS.

Saree mengungkapkan kembali bahwa Maersk diserang sebagai bagian dari kampanye pemberontak untuk menghentikan kapal Israel atau kapal tujuan Israel transir di laut Merah.

“Angkatan laut Yaman sekali lagi mengingatkan semua negara akan saran kami untuk tidak terlibat dalam rencana Amerika yang bertujuan memicu konflik di Laut Merah,” tegasnya sambil mengungkapkan Houthi bertekad untuk menghadapi setiap agresi terhadap negara dan rakyatnya.

Sebelum itu, Maersk menangguhkan perjalanan sejumlah kapalnya melalui Laut Merah selama 48 jam usai terjadi dua lusin serangan terbaru oleh kelompok Houthi sejak enam minggu terakhir.

Kapal kargo tersebut yang saat itu sedang dalam perjalanan dari Singapura ke Pelabuhan Suez di Mesir, telah mengeluarkan panggilan darurat sebelumnya setelah dihantam oleh rudal Houthi.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife