tangselife.com – Selain Nobita, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kampus 1 di Ciputat juga punya ‘Pintu Doraemon’. Kegunaanya pun tak kalah ajaibnya.

Jika Nobita memakai pintu milik Doraemon ke mana saja dia mau, ‘Pintu Doraemon’ di UIN Jakarta ini juga jadi perantara para mahasiswa mendapatkan berbagai makanan untuk menghilangkan lapar setelah belajar dari pedagang yang ada di Jalan Pesanggrahan itu.

Sayangnya, ‘Pintu Doraemon’ yang banyak diandalkan para mahasiswa itu kini tak lagi dilewati karena sudah ditutup permanen oleh pihak kampus.

Padahal, ‘Pintu Doraemon’ berwarna hijau itu sudah ada sejak lama. Bahkan, seolah jadi perantara ‘dua dunia’, dunia kampus dan dunia penghidupan para pedagang.

Ditutupnya ‘Pintu Doraemon’ itu mendaoat protes dari mahasiswa dan juga pedagang.

Para mahasiswa yang ingin mencari makan atau pulang ke kos-kosannya harus memutar lebih jauh melewati gerbang utama kampus.

Jaraknya yang jauh, praktis membuat mahasiswa tak lagi membeli makanan dari para pedagang yang ada. Akibatnya, para pedagang mulai kehilangan sebagian besar pendapatannya.

Suparto, salah satu pedagang yang terkena imbas ditutupnya ‘Pintu Doraemon’. Menurutnya, penutupan mulai dilakukan pihak kampus sejak awal pandemi covid-19. Sejurus dengan itu, nasib para pedagang juga mulai ‘amsyong’.

Padahal, Suparti bilang area berjualan itu jadi ladang mencari penghidupan dirinya dan keluarga selama 30 tahun terakhir berjualan es.

“Udah jualan di sini sekira 30 tahunan, dari masih IAIN jadi UIN. Sekarang kondisi berjualan para pedagang prihatin, covid-19 bikin susah ditambah ‘Pintu Doraemon’ ini ditutup jadi tambah susah,” keluhnya.

Penutupan ‘Pintu Doraemon’ itu juga sempat diprotes oleh Aliansi Pedagang Pesanggrahan lantaran tak ada pemberitahuan terlebih dahulu. Mereka juga sempat mengusulkan untuk dibuka kembali.

Tapi, usahanya sia-sia. Pihak kampus tetap bertekad bulat menutup permanen ‘Pintu Doraemon’.

Salah satu Mahasiswa FISIP UIN Jakarta Hasan bilang, ditutupnya ‘Pintu Doraemon’ itu membuat mahasiswa meringis. Mereka harus merogoh kocek lebih banyak untuk membeli makan di kantin kampus yang harganya dirasa jauh lebih mahal.

Hasan dan ribuan mahasiswa UIN Jakarta masih berharap ‘Pintu Doraemon’ itu bakal dibuka lagi.

“Masih ada harapan untuk dibuka kembali, selain untuk memudahkan mahasiswa juga bisa menghidupkan perekonomian di sana (Pesanggrahan). Dengan begitu bisa menjadi berkah tersendiri untuk kampus kita tercinta,” harapnya.

Lalu, apa pihak Kampus UIN Jakarta bakal kembali membuka ‘Pintu Doraemon’? Apapun keputusannya nanti, semoga kebijakannya yang terbaik buat kampus, mahasiswa dan para pedagang, ya. (TRA/VYH)