Dalam laporan Badan Standarisasi Nasional (BSN) tahun 2012, Indonesia disebut sebagai produsen terbesar di dunia menjadikannya sebagai pasar kedelai terbesari di Asia.

Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% produksi kedelai Indonesia dijadikan tempe, 40% tahu, dan 10% dalam bentuk produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lain).

Konsumsi tempe rata-rata per tahun orang di Indoenesia kala itu mencapai sekitar 6,45 kg. juga, dalam laporan tersebut disebutkan, industry tempe tidak hanya berkembang di Indonesia. Tempe juga diproduksi dan dijua di mancanegara.

Meski Indonesia merupakan rajanya industry tempe tapi sayang, kedelainya masih tergantung pada impor. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementrian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan menjelaskan, kebutuhan kedelai di tanah air 3 juta ton per tahun. Sementara, produksi dalam negeri hanya 20%.

“Berdasarkan data, kebutuhan kita 3 juta ton itu hanya bisa dipasok 20% dalam negeri. Dan bahkan untuk tahun ini dari BKP (Badan Ketahanan Pangan) di Kementrian Pertanian, menyatakan produksi kita hanya 10% jadi 90% impor,” terang nya pada Minggu (20/02).

Dengan tinggi nya angka impor, membuat harga kedelai tidak bisa dikendalikan sehingga tergantung sepenuhnya pada produk impor yang harga nya tinggi.

Sumber detik.com