TANGSELIFE.COM – Sebuah ungkapan dari TikToker wanita viral di media sosial mengenai peperangan yang terjadi antara Israel dan Palestina.

Wanita pemilik akun TikTok @lvylyn.lvy ini menyebut bahwa pembela Palestina hanyalah memanasi peperangan yang sedang terjadi.

“Heh yakin lo pada dukung kemanusiaan? Atau lo cuman manas-manasin peperangan doang? Simpelnya gini deh kalau dibalik Israel yang diserang oleh Palestina, apakah kalian akan tetap koar-koar kemanusiaan?” tanyanya.

TikToker wanita tersebut berasumsi bahwa pembela Palestina akan merasa bangga apabila Palestina berhasil menyerang Israel.

Lantas ia mengungkap kalau setiap peperangan ada pihak yang menang dan ada pihak yang kalah, hingga bisa saja menimbulkan korban dari kedua belah pihak.

“Dan dari konteks perang itu bisa jadi damai kalau udah ada yang kalah atau udah ada yang mengalah. Pertanyaannya sekarang di sini, apakah Palestine mau mengalah supaya masyarakatnya tidak semakin menderita dan apakah Israel ingin merelakan wilayahnya ke Palestina?” tegasnya.

Dari ungkapan yang ia bicarakan disebutkan, baik pihak Israel dan Palestina tak ada yang mau mengalah.

“Dua-duanya pengin saling mengalahkan. Jadi ya wajar aja kalau ada salah satu pihak yang lebih menderita,” tutur TikToker wanita tersebut.

Ungkapannya tersebut seakan-akan menormalisasi korban-korban yang sudah banyak berjatuhan di Palestina.

Ia menganggap hal ini sebuah kewajaran karena kedua pihak tersebut tak ada yang ingin mengalah dari peperangan.

Menurutnya tak hanya Palestina saja yang menderita, akan tetapi Israel juga menelan banyak korban jiwa.

“Bukan berarti kalian koar-koar kemanusiaan untuk Palestina doang. Kalau kalian emang mendukung kemanusiaan, kalian support semua korban yang ada. Termasuk korban Israel dan Palestina,” ucapnya.

Ia menganggap mereka yang menggencarkan aksi kemanusiaan hanya mendukung Palestina saja berarti mendukung sebuah peperangan.

“Jangan cuman manas-manasin satu pihak doang, itu namanya kalian mendukung peperangan, bukan menjunjung kemanusiaan,” pungkas TikToker wanita tersebut.

Ungkapan Sang TikToker Wanita Bikin Netizen Geram

Video yang diunggah ulang oleh akun Instagram @sedangrame ini akhirnya menjadi atensi sejumlah warganet.

Sementara itu, akun TikToker wanita tersebut kini sudah dalam mode private, sehingga tak bisa dilihat lagi unggahan videonya

Sejumlah warganet geram dengan ungkapannya tersebut, tak jarang dari mereka meminta wanita itu untuk kembali belajar sejarah dan mengulas apa yang sebenarnya terjadi antara Israel dan Palestina.

“Lah ini bukan perang tapi penjajahan. Belajar sejarah ya, neng. Cantih boleh, bodoh jangan,” kata seorang netizen.

“Dikira speak up-nya dianggap keren, ternyata terlihat bodohnya,” kata netizen lain.

Sementara itu ada seorang netizen berusaha menjelaskannya dengan narasi panjang.

Ia menjelaskan secara rinci soal apa yang sebenarnya terjadi.

“Hai Mbak, saya izin jawab ya. Pertama mungkin mbak harus belajar sejarah lagi. Siapa yang menjajah dan siapa yang dijajah. Dan kata Mbak Israel merelakan wilayahnya untuk Palestina? No. Itu milik Palestina. Makanya Mbak silakan belajar lagi. Belajar sejarah lagi. Biar Mbak tahu dijajah berapa tahun. Tentang kata “berlebihan”? Gak ada yang berlebihan kok,” ungkapnya.

“Mbak mengemukakan pendapat mbak, dan orang lain juga berhak toh? Mbak bilang pasti ada korban dari kedua belah pihak? Yes itu benar. Tapi yang kita soroti adalah penggunaan genosida dan banyak pelanggaran hukum lainnya. Bahkan tahanan dari pihak Palestina disiksa mbak oleh IDF. Tapi lihat tahanan Israel yang ditawan ham*s? Mereka diperlakukan baik, baju bersih, diberi makanan yang baik dan layak,” sambung netizen tersebut.

Pada akhirnya ia meminta TikToker wanita tersebut untuk berpikir terkait 6000 anak dan wanita hamil yang menjadi korban, terlebih penyerangan terhadap rumah sakit yang membabi buta.

“Jadi siapa yang jahat disini? Berpikirlah dengan jernih dan bisa melihat siapa yang jahat. God bless you Mbak,” pungkas netizen tersebut.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife