TANGSELIFE.COM – Krisis air bersih akibat kekeringan di Tangsel makin terasa. Warga yang terdampak harus pintar menghemat air bersih seadanya penuhi kebutuhan hidup.
Sejumlah warga di Kelurahan Sarimulya, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) masih kesulitan untuk mendapatkan air bersih akibat kekeringan yang melanda desa tersebut.
Untuk mendapatkan air bersih guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga di Kelurahan Sarimulya, Kecamatan Setu, mengharapkan pasokan dari Pemerintah Kota (Pemkot).
Salah seorang warga, Anan (43), mengaku membutuhkan sekira 380 hingga 570 liter air bersih untuk memenuhi kebutuhan 5 orang yang berada di rumahnya.
Dalam sehari, ia harus bulak-balik ke lokasi pasokan air bersih yang di sediakan Pemkot Tangsel dengan membawa beberapa galon berukuran 19 liter untuk ditampung di rumahnya.
“Kalau air karena kebutuhan dasar jadi perlu banyak, saya sehari bisa mengambil sekira 20 hingga 30 galon air kesini,” kata Anan, kepada Tangselife.com, Minggu, 15 Oktober,2023.
Air bersih tersebut ia gunakan untuk keperluan prioritas seperti mandi dan mencuci pakaian.
Bahkan untuk mandi, ia harus menghemat air yang dimilikinya agar cukup digunakan oleh semua orang yang berada di rumah.
“Kadang untuk mandi saja saya harus irit-irit, cuma sekedar basahin badan biar gak keringetan,” ungkapnya.
Pria yang sehari-hari berdagang warung kelontong itupun mengatakan, kekeringan yang terjadi di wilayahnya tidak dirasakan oleh semua warga Sarimulya.
Beberapa sumur warga yang menggunakan bor satelit diketahui masih mampu mengeluarkan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bahkan lanjut Anan, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, seperti memasak dan minum, seringkali ia meminta kepada beberapa tetangga yang di rumah nya masih memiliki air bersih.
“Kalau untuk konsumsi saya gak pake air yang dari sini (pasokan pemerintah red), kalau untuk minum pasti minta sama tetangga yang dari air sumur,” tuturnya. (Andre)