TANGSELIFE.COM– BMKG memperkirakan fenomena hujan es akan terjadi di sejumlah wilayah Indonesia dalam masa peralihan (pancaroba)

Seperti diketahui, awal musim hujan di Indonesia terjadi secara tidak serentak mulai dari September hingga Desember 2024.

Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani mengatakan beberapa wilayah kini masih dalam masa pancaroba dan baru akan memasuki musim hujan pada November-Desember 2024.

Masa peralihan ini membuat sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi terjadi hujan es.

Adapun wilayah yang berpotensi dilanda hujan es di antaranya, Lampung, sebagian kecil Banten bagian utara, sebagian kecil Jawa Barat bagian utara, sebagian Jawa Timur, sebagian kecil Bali, NTB, dan NTT

Lalu, Sulawesi Selatan bagian selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, hingga Papua Selatan.

Namun, Ida tidak bisa memprediksi secara spesifik kapan dan di mana bakal terjadinya fenomena ini.

Pasalnya, hujan es ini terjadi di lokasi yang tidak begitu luas dan durasi yang singkat.

“Karena skalanya yang sangat lokal, yang biasanya terjadi pada lokasi yang tidak luas dan durasi yang singkat,” ujar Ida.

Penyebab Hujan Es

Hujan es adalah fenomena cuaca berskala lokal yang ditandai dengan jatuhnya butiran es disertai hujan deras, kilat, serta angin kencang dalam durasi singkat.

Untuk penyebab utama terjadinya fenomena ini adalah karena kondisi atmosfer yang tidak stabil ketika masa peralihan ini.

Udara lembab dan panas di pemukaan naik dengan cepat, sehingga membentuk awan cumulonimbus yakni awan pembawa hujan deras, angin kencang, dan terkadang juga es.

Dalam awan ini, uap air mengalami pendinginan ekstrem hingga mencapai freeizng level hingga membentuk butiran es.

Kemudian, butiran es ini akan bertahan semakin membesar sampai berbentuk bongkahan.

Lalu, saat awan tak lagi mampu menahan, bongkahan es tersebut akan turun menuju permukaan bumi dan jika suhu permukaan bumi cukup dingin maka bongkahan tersebut tidak akan mencair dan jatuh menjadi hujan es.

Tanda-ytanda Hujan Es akan Turun

1. Udara pada malam sebelumnya hingga pagi hari terasa panas dan lembab karena radiasi matahari yang cukup kuat

2. Kemudian sekitar pukul 10.00, awan putih mulai terbentuk dan menumpuk

3. Awan-awan tersebut kemudian cepat berubah menjadi abu-abu atau hitam, yang dikenal dengan nama cumulonimbus

4. Terasa adanya sentuhan udara dingin, kemudian dahan atau ranting pohon mulai bergoyang kencang

6. Hujan deras datang secara mendadak, disertai dengan angin yang kencang

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
Jihan Hoirunisa
Editor
Jihan Hoirunisa
Reporter