TANGSELIFE.COM- Isu mengenai kiamat internet yang akan terjadi pada tahun 2025 menjadi ramai diperbincangkan publik.
Kiamat internet merupakan gambaran ketika sebagian besar koneksi internet di bumi terputus selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
NASA memprediksikan kiamat internet akan terjadi selama berbulan-bulan itu dikarenakan akan muncul badai matahari yang berdampak ke bumi.
Badai itu yang diperkirakan akan menjadi penyebab gangguan pada perangkat elektronik dan akan mempengaruhi satelit atmosfer.
Kiamat internet itu teradi ketika muncul gangguan internet, sinyal ponsel dan televisi satelit selama berbulan-bulan.
Kiamat internet itu juga akan mengakibatkan manusia tidak terkoneksi secara global.
Jika benar akan ada kiamat internet maka akan banyak yang terkena dampaknya, akibatnya bisa sangat fatal dan merugikan ekonomi Amerika Serikat bermiliaran.
Ulasan Terkait Kiamat Internet.
Kiamat internet merupakan sebuah istilah untuk menjelaskan kejadian atau kondisi di mana internet mengalami gangguan secara luas atau kegagalan sistem yang parah.
Gambaran lainnya itu adalah kondisi di mana internet tidak berfungsi atau terganggu secara signifikan.
Kiamat internet yang melibatkan komunikasi digital seperti transfer data, akses ke situs web, email, aplikasi online, layanan cloud dan aplikasi online lainnya juga akan tergangun.
Bahkan efek yang disebbabkan dari kiamat ini yang meliputi segala hal yang bergantung kepada internet seperti bisnis, pemerintahan, komunikasi, keungan da banyak lagi.
Penyebab Kiamat Internet.
Diungkap NASA penyebab kiamat internet ini terkait dengan badai matahari yang disebabkan bintang tata surya yang mengirimkan partikel bermuatan menuju luar angkasa.
Akibat yang ditimbulkan dari badai matahari ini pun bermacam-macam, salah satunya menjadi penyebab gangguan perangkat elektroknik.
Gangguan itu seperti gangguan komunikasi radio frekuensi tinggi, serta navigasi global positioning system (GPS).
Selain akan mengacaukan infrastruktur komunikasi bumi, badai ini juga diduga dapat mempengatuhi satelit atmosfer yang berdampak pada ganggguan internet, televisi satelit hingga sinyal ponsel.
Pada tahun 2021 pun pakar Ilmu Komputer University of California Sangeetha Abdu Jyothi memprediksi akan ada kemungkinan 1,6 – 12 persen terjadi kiamat internet dalam jangaka waktu yang lama.
NASA mengumumkan sistem baru buatannya yang melatih kecerdasan buatan untuk membantunya memperkirakan kapan terjadinya peristiwa ekstream tersebut.
Tanggapan NASA.
NASA mengungkapkan bahwa pesawat ruang angkasa yaitu Parker Solar Probe telah menunjukan petunjuk baru yang akan membantu mehami penyebab kedatangan angin matahari.
Angin matahari itu sendiri adalah aliran plasma atau partikel bermuatan yang dikeluarkan matahari.
Menurut NASA pesawat buatannya Parker yang diluncurkan tahun 2018 adalah pesawat angkasa pertama yang bisa menyentuh matahari serta memasuki atmosfer atasnya korona.
Sejak Parker diluncurkan, para ilmuwa bisa membaca angin matahari itu berasal karena didorong oleh semburan energi dari korona yang disebut sebagai jetlets.
Walaupun sampai hari ini belum ada yang bisa memcahkan masalah terkait badai matahari, penemuan NASA ini adalah suatu perkembangan yang amat besar dalam memahami fisik tata surya.
NASA Menggunakan AI.
Selain badai matahari yang akan menjadi ancaman untuk umat manusia.
Para ilmuwan juga memiliki tugas lain yaitu memperhitungkan siklus 11 tahunan matahari.
Siklus tersebut diprediksi akan terjadi pada 2025, aktivitas elektromagnetik pada matahari akan mencapai puncaknya, menyebabkan lebih banyak dampak gangguan terhadap kehidupan di bumi.
Dalam menghadapi permasalahan itu, NASA mengantisipasi dengan membuat model komputer baru yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk membantunya memperkirakan kemungkinan kapan peristiwa itu terjadi.
Tekonologi baru ini diklaim dapat memperkirakan waktu terjadinya badai matahari yang akan menyerang bumi dengan waktu peringatan dini 30 menit.
Jika teknologi ini diadopsi oleh operator jaringan listrik dan perusahaan telekomunikasi yang ada di seluruh dunia.
Teknologi ini akan membantu melindungi sistem melalui pemindahan secara offline atau mematikannya untuk sementara waktu