TANGSELIFE.COM – Banjir bandang lahar dingin, melanda sejumlah daerah di Provinsi Sumatera Barat, Sabtu, 11 Mei 2024.
Setidaknya, ada empat kabupaten yang terdampak para, yaitu Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Panjang dan Padang Pariaman.
Dampak dari banjir bandang lahar dingin tersebut, hingga Senin, 13 Mei 2024, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat 41 korban meninggal dunia dan 17 orang lainnya masih hilang.
Penyebab bencana tersebut, Kepala Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, banjir bandang itu terjadi dari aliran sungai-sungai yang berhulu dari lereng atas Gunung Marapi.
“Lahar hujan terjadi karena endapan material hasil erupsi gunung Marapi yang terendapkan di lereng-lereng, kemudian tersapu oleh hujan dengan intensitas sedang hingga deras,” paparnya.
Lebih lanjut Dwikorita mengatakan,bencana itu terjadi ketika air hujan tertahan endapan vulkanik di hulu sungai, sehingga tidak mengalir ke hilir.
Intensitas hujan yang deras, membuat endapan vulkanik itu pun terangkat, kemudian membawa material vulkanik berupa campuran pasir, batu, dan kerikil.
Tidak hanya sekedar banjir bandang saja, tetapi sejumlah wilayah di Sumatera Barat jug ada yang mengalami longsor.
Dimana bencana ini timbul akibat runtuhan batuan vulkanik. “Fenomena ini dipicu hujan dengan intensitas lebat,” ujar Dwikorita.
Hujan intensitas sedang hingga lebat, lanjutnya, melanda Sumatera Barat akibat adanya sirkulasi siklonik atau pusaran angin yang membawa uap air membentuk awan hujan secara intensif pada 8 Mei 2024.
Dengan data itu, BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca berupa hujan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang melanda pada 11 Mei 2024.
Dwikorita melanjutkan, getaran gempa-gempa kecil yang berdampak pada keretakan dan meruntuhkan bebaturan di berbagai titik di Sumatera Barat.
Akibatnya, dari sendiri itu ini menimbulkan endapan material di daerah hulu.
BMKG memperkirakan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berlangsung di Sumatera Barat hingga 22 Mei 2024.
“Untuk itu, kami mengimbau masyarakat memantau peringatan dini yang dikeluarkan BMKG setiap hari,” pungkasnya.