TANGSELIFE.COM – Seorang wanita bernama Listio (24) dan teman laki-lakinya menjadi korban pemerasan komplotan polisi gadungan di kawasan BSD City, Serpong, Tangerang Selatan pada Selasa, 9 Juli 2024 dini hari.
Sekelompok polisi gadungan itu merampas uang tunai sebesar Rp900 ribu dan dua cincin emas milik korban wanita.
Listio menjelaskan bahwa kejadian itu berawal ketika ia dan teman laki-lakinya mencari makan. Saat itu mereka duduk terpisah dengan posisi di seat depan dan belakang mobil.
Korban perempuan tersebut dan temannya berkeliling hingga akhirnya menemukan sebuah tempat makan.
Namun ketika mereka sedang menikmati makanan tersebut di dalam mobil, datang komplotan polisi gadungan berjumlah 4 orang.
Satu dari empat pelaku dikatakan menggunakan seragam, namun tak menggunakan aksesori yang lengkap.
Selain itu, keempat pelaku juga tak menggunakan mobil dinas, melainkan mobil pribadi.
Dalam aksinya, mereka langsung menggedor pintu dan menanyakan surat-surat kendaraan dan identitas pribadi mereka.
Listio mengungkapkan bahwa ia dan temannya dituduh berbuat mesum di dalam mobil. Padahal, dia dan temannya sedang duduk terpisah.
Komplotan polisi gadungan itu justru terus memaki dan mengungkit pasal tentang tindakan mesum.
Salah seorang pelaku berpura-pura menelepon dengan mode suara keras. Dalam percakapan itu, ia seolah-olah meminta izin komandannya untuk membawa korban.
“Namanya saya takut, saya nawarin, kita damai saja,” ucap Listio.
Lebih lanjut, keempat pelaku membagi tugas untuk melancarkan aksinya. Satu dari komplotan itu ada di dalam mobil korban karena ia memaksa untuk mengendarai kendaraan tersebut.
“Jadi ada yang ikut dengan kami, dia nyupirin. Nah dia engga langsung ke kantor polisi, tapi muter-muter dulu,” jelasnya.
Sampai pada akhirnya mereka tiba di depan Polres Tangerang Selatan. Korban justru tak langsung dibawa masuk ke kantor.
Mereka hanya berhenti di halaman kantor Polres Tangsel.
Pelaku meminta sejumlah uang sebesar Rp7 juta, namun korban hanya memiliki Rp900 ribu.
Selain itu, pelaku meminta cincin dan kalung emasnya kepada korban beserta uang tunai.
Listio menuturkan, pelaku tak ingin uang dalam bentruk transfer, tapi hanya ingin uang tunai.
Korban pun mengunjungi sebuah ATM BRI dan memberikan uang dengan nominal sesuai permintaan pelaku.
Setelah ia memberikan 2 cincin dan kalung emas. Kemudian pelaku dan korban tukaran nomor ponsel karena Listio ingin tebus cincin emas yang diberikan kepada pelaku.
Keesokan harinya, pelaku memblokir nomor korban. Atas dasar itu, korban tersadar jika pelaku tersebut adalah polisi gadungan.
Hal ini juga membuatnya bingung untuk melaporkan kejadian tersebut ke kantor polisi. Pasalnya, korban tak mengantongi bukti-bukti.
Menurut Listio, para pelaku ini sudah terlatih dan telah menyiapkan rencananya dengan matang hingga korbannya tak memiliki bukti yang kuat.
“Dia terima uangnya hanya cash. Kami mau rekam dan foto, handphone kami direbut dan kami diinterogasi. Jadi mereka seperti sudah terbiasa terlatih,”pungkasnya.