TANGSELIFE.COM- Angka penderita DBD di Tangsel mencapai 487 kasus dalam kurun waktu periode 1 Januari hingga 22 Agustus 2025.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangsel, Alin Hendalin Mahdaniar mengatakan, meski tercatat ada ratusan masyarakat yang menderita DBD, namun angka itu tidak dibarengi dengan adanya kasus kematian.
“Dari tanggal 1 Januari sampai 22 Agustus Tahun 2025 yaitu sebanyak 487 kasus dengan tidak ada kematian,” kata Alin dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu, 23 Agustus 2025.
Sedangkan disepaniang tahun 2024, jumlah penderita DBD di Kota Tangsel tercatat ada 754 kasus.
Alin menerangkan, berkaca pada catatan penularan DBD pada 2024, tren peningkatan penularan DBD terjadi di bulan Oktober sampai dengan Mei 2025.
Sementara kasus DBD tertinggi pada 2025 terdapat di Kecamatan Pondok Aren dengan 112 kasus dan kasua DBD terendah terdapat di Kecamatan Setu dengan 41 kasus.
Sebagai upaya pengendalian penularan penyakit DBD, Dinkes Tangsel mengajak masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3 M plus dengan program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, serta penyemprotan fogging di wilayah terjadi penularan.
“Pemutusan rantai penularan DBD ini perlu kolaborasi dan komitmen kita semua, pemerintah dan juga masyarakat,” ungkapnya.
“Cara paling mudah seperti menguras, mendaur ulang dan menghindari gigitan nyamuk. Serta menjadi penggerak Gerakan 1 rumah 1 jumantik di rumahnya masing-masing,” pungkasnya.

