TANGSELIFE.COM – Kelompok Pemulung di Tangsel memanfaatkan sampah plastik bernilai ekonomis menjadi sumber pendapatan. Bahkan mereka bisa mencatatkan omzet hingga miliaran rupiah.

Mereka tergabung dalam wadah Koperasi Pemulung Berdaya yang berlokasi di jalan Cipeucang Raya, Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, Kota Tangsel.

Beroperasi di atas lahan yang berdekatan dengan area TPA Cipeucang, para pemulung di Tangsel mengumpulkan dan mengolah sampah plastik jenis Polyethylene Terephthalate (PET) hingga menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi lebih.

Pantauan Tangselife di lokasi, area itu tampak dipenuhi oleh sampah berbahan PET yang sudah dikemas dan tertata rapih, mayoritas diantaranya adalah wadah Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).

Tumpukan sampah plastik itu tampak seperti labirin menyisakan jalan setapak kurang lebih satu meter yang menjadi akses menuju kantor koperasi, area pemilahan hingga area pencacahan.

Pemulung di Tangsel yang Tergabung kedalam Koperasi Pemulung Berdaya yang berlokasi di jalan Cipeucang Raya, Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, Kota Tangsel.
Pemulung di Tangsel yang Tergabung kedalam Koperasi Pemulung Berdaya yang berlokasi di jalan Cipeucang Raya, Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, Kota Tangsel.

Sekretaris Koperasi Pemulung Berdaya, Juleha (35) mengatakan, sampah plastik PET yang diolah di tempatnya berasal dari berbagai wilayah di Jabodetabek.

Untuk mendapatkan sampah itu, Koperasi tersebut sudah memberdayakan hingga ribuan pemulung.

“Kita sudah kerjasama dengan sekitar 300 sampai 400 lapak, bisa mencapai 4.000 pemulung yang diberdayakan,” kata Juleha ketika ditemui Tangselife, Rabu, 19 November 2025.

Sampah dari Pemulung dan lapak pengepul ia beli dengan harga bervariatif tergantung update harga pasaran.

“(beli sampah plastik bahan PET) perkilonya itu Rp 5 ribu,” tuturnya.

Juleha mengungkapkan, nantinya sampah-sampah itu akan diolah hingga menjadi bentuk cacahan.

Awalnya sampah yang tiba ke tempatnya akan di sortir berdasarkan jenis dan warna, selanjutnya sampah akan dimasukan ke mesin pencacahan lalu dikemas dalam wadah karung.

Cacahan sampah itu nantinya akan di jual ke pabrik di wilayah Tangerang dan akan diolah menjadi berbagai jenis barang.

“Kita jual biasanya sampah cacah 6 ton. Jualnya di angka Rp8 ribu perkilo,” ungkapnya.

Dalam sebulan, Koperasi tersebut berhasil mencatat omzet mulai dari ratusan juta hingga miliaran rupiah.

“Kalau paling kecil biasanya pas lagi lebaran, itu biasanya paling Rp 600 juta. Kalau lagi positif itu bisa di Rp 1,2 (miliar),” terangnya.

Juleha menyebut, meski omzet terbilang besar, namun bukan berarti pihaknya selalu mendapatkan untung.

Pasalnya banyak pengeluaran yang dibutuhkan dalam menjalankan koperasi tersebut, mulai dari membeli bahan sampah plastik, gaji pegawai hingga operasional koperasi.

“Itu omzet kotor dan itu belum tentu untung, karena ada biaya-biaya operasional yang kita keluarkan,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Tangselife
Follow
Nadia Lisa Rahman
Editor
Andre Pradana
Reporter