TANGSELIFE.COM – Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) menguat ke level Rp15.701/US$ pada Senin 5 Februari 2024.
Penguatan Rupiah telah terjadi 6 hari berturut-turut sejak 26 Januari 2024.
Pada penutupan perdagangan Jumat 2 Februari 2024, Rupiah ditutup menguat terhadap dolar AS sebesar 0,67% ke level Rp15.655/US$.
Terjadinya penguatan ini sekaligus mengakhiri tren buruk ambruknya Rupiah pada empat pekan sebelumnya.
Penguatan Rupiah terhadap Dolar AS juga dipengaruhi penantian rilis data ekonomi RI yang diproyeksi akan tetap positif.
Pergerakan Rupiah Menguat
Dalam basis waktu per jam, tren pergerakan rupiah sudah berbalik menguat setelah berhari-hari melemah.
Rupiah sudah berhasil menembus ke bawah garis rata-rata selama 200 jam (Moving Average/MA 200).
Dengan demikian, posisi MA200 menjadi resistance terdekat yang patut diantisipasi jika rupiah berbalik arah melemah, yakni di posisi Rp15.695/US$, atau nyaris mendekati level psikologis Rp15.700/US$.
Untuk support atau target penguatan dalam jangka pendek, pelaku pasar dapat mencermati posisi Rp15.600/US$ yang didapatkan dari garis horizontal berdasarkan low candle 19 Januari 2024.
Pertumbuhan Ekonomi RI 2023
Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2023 dan sepanjang 2023, Senin 5 Februari 2024.
Perekonomian Indonesia 2023 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp20.892,4 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp75,0 juta atau US$4.919,7.
Ekonomi Indonesia tahun 2023 tumbuh sebesar 5,05 persen, lebih rendah dibanding capaian tahun 2022 sebesar 5,31 persen.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi sebesar 13,96 persen terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan.
Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi sebesar 9,83 persen dicapai oleh Pengeluaran Konsumsi
Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT).
Selama tahun 2023, perekonomian Indonesia dilihat secara spasial masih terus tumbuh.
Kelompok provinsi menurut pulau yang mencatat pertumbuhan tertinggi adalah Maluku dan Papua, Sulawesi, serta Kalimantan dengan pertumbuhan (c-to-c) sebesar 6,94 persen; 6,37 persen; dan 5,43 persen.
Sedangkan kelompok provinsi di Pulau Jawa yang berkontribusi sebesar 57,05 persen terhadap ekonomi nasional mencatat pertumbuhan 4,96 persen (c-to-c).
Lebih lanjut, data Bank Indonesia (BI) menunjukkan investor asing mencatat beli neto sebesar Rp8,51 triliun berdasarkan transaksi 29 Januari-1 Februari 2024.
Transaksi terdiri beli neto Rp5,51 triliun di pasar SBN, beli neto Rp2,46 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp0,54 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan pekan sebelumnya, di mana investor asing mencatat net sell sebesar Rp3,2 triliun.