TANGSELIFE.COM – Belakangan ini TikTok turut diwarnai dengan sebuah tren diet karnivora yang diklaim bisa menurunkan berat badan.

Diet karnivora atau lion diet ini sempat viral pada akhir Desember 2022 lalu oleh seorang TikTokers bernama @roryskitchen.

Ia menceritakan perjalanannya mencoba diet tersebut selama 30 hari.

Diet karnivora sendiri merupakan diet ketat yang hanya mengonsumsi sumber protein hewani, seperti daging, ikan, telur, dan produk susu tertentu.

Program ini tidak melibatkan makanan lain, termasuk buah, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Diet tersebut dilakukan Rory demi mengetahui apakah ususnya bisa membaik, mengenai gejala autoimun, dan kondisi kesehatannya.

Netizen asal Brisbane, Australia tersebut sudah menyiapkan makanan Lion Diet selama satu minggu.

Makanan yang disantap tersebut pastinya adalah daging.

Ia memulai dengan menikmati santapan daging sapi organik yang dicincang dan dimasak dalam kuah kaldu dengan bumbu garam.

Setelah mengonsumsinya, ia menjelaskan bahwa diet karnivora mampu membuat tidurnya lebih nyenyak.

Selain itu, pemilik akun TikTok tersebut juga mengatakan kalau kulitnya jadi terlihat lebih baik, sinusnya mulai bersih, dan buang air besarnya jadi lancar.

Tak hanya daging sapi, Rory juga menyantap daging ayam kala menjalani diet tersebut.

Ia menikmati kudapan tersebut tanpa tambahan karbohidrat.

Selama sekitar 26 hari menjalani diet karnivora, ia mengungkapkan bahwa diet tersebut memberikan energi penuh di siang hari, namun rasa lapar berlebih ketika menjelang malam.

Pola Makan Diet Karnivora

Secara umum, diet karnivora akan menghasilkan konsumsi makanan nabati dari pola makan dan hanya mengonsumsi sumber protein hewani.

Adapun beberapa jenis makanan yang biasanya dikonsumsi pada diet ini, antara lain:

  • Daging sapi
  • Daging Ayam
  • Daging babi
  • Daging domba
  • Daging kalkun
  • Daging jeroan
  • Daging salmon
  • Daging sarden
  • Daging mentega
  • Sumsum tulang

Mereka yang menjalani diet ini juga dianjurkan minum air dan kaldu tulang.

Minuman seperti teh, kopi, dan minuman lain yang terbuat dari tumbuhan tidak diperbolehkan.

Tidak seperti program diet lainnya, diet karnivora tidak memiliki pedoman khusus mengenai batasan asupan kalori atau porsi makan.

Pola makan ini hanya menyarankan untuk makan sesering yang diinginkan berdasarkan jenis makanan yang dianjurkan.

Kelebihan Diet Karnivora

Diet ini kerap dibandingkan dengan diet keto yang minim karbohidrat dan tinggi protein.

Diet karnivora juga berpotensi meningkatkan beberapa makronutrien, vitamin, dan mineral yang sangat dibutuhkan tubuh.

Pola makan ini bisa meningkatkan kadar zat besi yang penting untuk mengangkut oksigen dalam darah dan mendukung metabolisme energi.

Daging merah merupakan sumber vitamin B12 yang sangat baik, nutrisi yang terutama ditemukan pada produk hewani.

Vitamin tersebut penting untuk fungsi saraf, sintesis DNA, dan pembentukan sel darah merah.

Asupan daging merah juga memberikan seng dan minetal yang berguna untuk fungsi kekebalan tubuh, penyembuhan luka, serta pertumbuhan dan perbaikan sel.

Kekurangan Diet Karnivora

Diet karnivora juga perlu dipertimbangkan dari segi kecukupan nutrisinya.

Daging merah, terutama daging berlemak, mengandung banyak lemak jenuh dan kolesterol.

Mengonsumsi makanan tersebut dalam jumlah besar telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke.

Serupa pula dengan daging olahan seperti bacon, sosis, atau ham yang terbukti berkaitan dengan risiko kanker.

Mengingat daging tidak menyediakan serat yang diperlukan untuk melancarkan proses pencernaan, diet karnivora bisa memicu masalah pada organ pencernaan.

Kekurangan serat sering dikaitkan dengan masalah sembelit dan bisa mengganggu kesehatan usus.

Hal ini ternyata bisa melemahkan kekebalan tubuh dan memicu risiko kanker usus besar.

Dengan begitu, diet karnivora membuat mereka yang mengikuti program ini kekurangan nutrisi yang ditemukan dalam makanan nabati.

Karena pada dasarnya pola makan yang bervariasi sangat dibutuhkan untuk kesehatan usus.

Seorang ahli gizi bernama Anna Tebbs mengingatkan pentingnya mengonsumsi berbagai sayuran guna memenuhi kebutuhan mikrobioma usus yang berbeda di tubuh.

Oleh karena itu, diet karnivora ini tak sepenuhnya baik untuk tubuh karena sumber nutrisi yang terbatas.

Jika tetap ingin mencoba, alangkah baiknya untuk berkonsultasi dengan pakar untuk memahami kebutuhan nutrisi kita dan menyusun pola makan yang tepat.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife