TANGSELIFE.COM- Penyakit antraks mewabah di daerah Dusun Jati, Candirejo, Semanu, Gunungkidul bukanlah yang pertama terjadi di daerah tersebut.

Penyakit antraks diduga menyebar di daerah itu karena masyarakat setempat sempat menggali lagi hewan ternak yang mati sudah di kubur untuk dikonsumsi dagingnya.

Penyakit antraks menyebar lewat virus yang bisa menular lewat hewan ke tubuh manusia dan dapat menyebabkan kematian.

Kepala Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul Wibawanti Wulandari mengungkapkan, berdasarkan data pemeriksaan bersama Balai Besar Veterinari (BBVET) Wates, sebanyak 12 ekor ternak berupa 6 sapi dan 6 kambing yang dimiliki warga Dusun Jati terpapar penyakit antraks.

Penyakit antraks merupakan penyakit yang menjangkit hewan pemakan rumput dan hewan liar.

Namun, penyakit antraks ini juga bisa menyerang manusia (bersifat zoonosis), apabila orang tejangkit penyakit ini mengakibatkan kulitnya berubah hitam.

Penyakit antraks paling sering menyerang hewan herbivora liar maupun ternak, seperti sapi dan kambing.

Lalu, disebabkan oleh apakah penyakit antraks ini?

Penyebab Penyakit Antraks. 

Penyakit antraks ini disebabkan oleh bakteri Bacillu anthracis yang hidup di tanah.

Bakteri ini mudah menyerang dan menginfeksi hewan pemakan tumbuhan, seperti domba, sapi, kambing dan kuda.

Berdasarkan informasi, bakteri ini dapat membentuk spora jika dalam kondisi yang kurang sesuai, dan spora dapat bertahan sampai 40 tahun hidupnya.

Kata Direktur Pencegahan dan Pengendalin Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan Imran Pambudi, mengatakan.

“Bakteri ini sangat awet. Bisa bertahan hidup di tanah hingga 40 tahun,” ujarnya.

Sementara, pada tulang hewan bakteri ini mampu bertahan sampai dua abad.

Penyakit antraks ini dapat menyebar ketika tanah yang mengandung spora antraks terganggu.

Peristiwa alam seperti banjir dapat membuat spora naik ke permukaan.

Bakteri penyakit antraks ini akan menyebar dan menular dari hewan ke manusia saat seseorang menyentuh bulu atau kulit hewan yang terjangkit.

Bisa juga karena mengonsumsi daging hewan yang kurang matang atau menghirup udara yang terkontaminasi bakteri tersebut.

Ciri-ciri Penyakit Antraks. 

Penyakit antraks ini dapat menjangkit dan menyerang tiga bagian tubuh manusia:

  • Penyakit antraks menyerang kulit.

Apabila menyerang kulit akan berakibat munculnya banyak benjolan pada permukaan kulit dengan diikuti rasa gatal.

Benjolan tersebut sering muncul di area leher, lengan dan wajah.

Kemudian benjolan bisa berubah menjadi borok berwarna kehitaman tetapi tidak disertai rasa nyeri.

  • Penyakit antraks menyerang  pencernaan.

Apabila penyakit antraks menyerang saluran pencernaan atau disebut antraks gastrointestinal.

Gejalanya berupa mual dan ingin muntah, sulit menelan, tenggorokan terasa sakit, penurunan nafsu makan, sakit perut, demam, sakit kepala, serta munculnya benjolan pada bagian leher.

Jika kondisi semakin buruk, orang tersebut akan mengalami diare sampai berdarah.

  • Penyakit antraks menyerang pernapasan.

Apabila penyakit antraks menyerang saluran pernapasan gejala yang timbul akan sama seperti terkena flu.

Gejalanya berupa tubuh demam, nyeri saat menelan, nyeri pada otot, dan merasa kelelahan.

Kondisi bisa semakin memburuk hingga menyebabkan sesak napas sampai syok.

Antraks pernapasan bisa menimbulkan penyakit serius, yaitu peradangan pada selaput otak dan bagian saraf tulang belakang, atau disebut meningitis.

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Antraks di Hewan.

Hal yang bisa untuk diusahakan agar penyakit ini tidak menyerang ke hewan ternak dan menjangkit manusia.

Lakukan vaksinasi dan monitoring hewan yang berada dan keluar dari daerah endemis.

Lalu, laporkan jika ada hewan yang terlihat sakit atau mati mendadak dan mengeluarkan darah dari lubang-lubang.

Untuk hewan yang sakit sebaikanya diasingkan terlebih dahulu dan hindari menyembelih dan memakan hewan yang menunjukan gejala sakit.

Bagi hewan yang sudah mati dan diduag terkena penyakit antraks, maka wajib untuk membangkar badan hewan tersebut sampai hangus.

Pilihan lainnya, bisa juga dikubur ke dalam lubang yang dalamnya sekurang-kurangnya 2 meter.

Ketika hewan mati disebabkan penyakit antraks, pemilik hewan tersebut harus mengupayakan untuk mencegah darahh hewan mengkontaminasi tanah.

Jika hewan tersebut dikuburkan pilih daerah yang jauh dari hewan pemakan daging, untuk mencegah penularan lewat serangga, gunakan penggunaan anti serangga.

Hasil apapun dari hewan ternak yang terjangkit penyakit antraks tidak boleh untuk dikonsumsi.