TANGSELIFE.COM – Nama baterai LFP makin gencar dibahas usai disinggung Gibran Rakabuming saat debat keempat Pilpres 2024.
Dalam debat antar calon wakil presiden (cawapres) itu, Gibran menyinggung pernyataan Co Captain Timnas AMIN Tom Lembong terkait LFP.
Tom Lembong diketahui sempat membeberkan bahwa saat ini mobil listrik Tesla di Cina sudah mulai beralih dari baterai berbahan baku nikel ke baterai berbasis lithium ferro phosphate atau LFP.
Kondisi tersebut, lanjut Tom Lembong, dapat menyebabkan surplus mengancam hilirisasi nikel di Indonesia.
Luhut Binsar Angkat Bicara Terkait Baterai LFP
Kali ini, giliran Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, yang angkat bicara terkait baterai LFP.
Melalui akun Instagram @luhut.pandjaitan, Luhut menjawab pernyataan Tom Lembong terkait ancaman LFP terhadap hilirisasi nikel di Tanah Air.
Luhut mengatakan bahwa Indonesia pun tengah mengembangkan baterai kendaraan listrik berbasis LFP bersama Cina.
“Nah kita bersyukur LFP juga kita kembangkan dengan Tiongkok. Tadi lithium battery juga kita kembangkan dengan Tiongkok maupun dengan lain-lain,” kata Luhut.
Dalam unggahannya itu, Luhut sekaligus membantah pernyataan Tom Lembong soal Tesla produksi China yang sudah menggunakan baterai LFP.
Menurut Luhut, perusahaan mobil listrik Tesla yang dimiliki Elon Musk masih menggunakan nikel untuk bahan baku baterai.
“Tidak benar pabrik Tesla di Shanghai menggunakan 100 persen LFP atau lithium ferro phosphate untuk mobil listriknya.”
“Mereka masih tetap gunakan nickel based battery,” tandas Luhut.
Politisi Partai Golkar ini menyebut baterai berbahan baku nikel masih dipakai oleh perusahaan Korea Selatan untuk Tesla di Shanghai.
“Jadi seperti suplai nickel based battery itu dilakukan oleh LG Korea Selatan untuk model mobil listrik yang diproduksi Tesla di Shanghai,” tutup Luhut.