Tangselife.com – Suripno tak bisa membendung kebahagiaannya. Wajahnya tampak sumringah dan antusias mengikuti manasik bimbingan haji tingkat kota di MAN Insan Cendekia Serpong, Minggu (22/5/2022).

Meski duduk berdesakan, udara pengap tertutup masker dan hawa panas di dalam aula, Suripno tetap menyimak penjelasan tentang tahapan haji.

Matanya berbinar saat melihat gambar Ka’bah pada layar infocus. Sambil mengucap takbir, pelan, berharap segera melaksanakan ibadah haji di tanah suci.

Sambil duduk di teras masjid usai manasik haji, Suripno mengungkap kebahagiannya tahun ini dapat berangkat ke haji. Dia menjadi angkatan haji pertama setelah pandemi Covid-19.

Pria 62 tahun itu mengaku, bahagia ketika mendengar kebijakan bahwa tahun ini pemerintah Arab Saudi membuka ‘pintu masuk’ ibadah haji lagi. Seharusnya, Suripno dan istri dijadwalkan berangkat pada 2020 lalu.

Sayangnya, wabah Covid-19 tak dapat dicegah. Dia dan istrinya harus sabar lebih panjang menahan diri beribadah di tanah suci. Tak tanggung, tahun ini genap 10 tahun menanti untuk dapat melengkapi rukun Islam itu.

“Alhamdulillah, tahun ini bisa menjadi bagian yang dapat berangkat haji,” katanya seraya bersyukur.

Pensiunan pegawai Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional itu bilang, haji tahun ini merupakan ibadah hajinya yang ke dua.

Kali pertama, Suripno berangkat haji pada 2006. Saat itu, ibadah haji tak serumit sekarang dengan jatah porsi ibadah haji harus menunggu 10 tahun.

Selain haji, Suripno beserta istri juga sudah melakukan ibadah umroh tiga kali. Nyatanya, ibadah tersebut tak mengurangi rasa rindunya nikmat beribadah secara khusyuk di depan Ka’bah.

Pada 2012, Suripno dan istri kembali mendaftar haji. Beda dengan sebelumnya, kali ini dia harus menunggu 7 tahun lamanya. Dia kemudian dijadwalkan berangkat haji pada 2019, tetapi tertunda karena adanya pembangunan di Masjidil Haram dan baru berangkat 2020.

Perjuangan untuk beribadah haji sepertinya cukup panjang. Pada 2020 Covid-19 melanda dan jadwal berangkat haji kembali ditunda.

“Seperti panggilan tersendiri, ada magnet ingin melakukan ibadah di sana (depan Ka’bah-red). Apalagi dari pengajian kita dapat tausyiah itu bahwa ibadah di sana berlipat ganda. Ibadahnya berbeda sekali,” ungkapnya.

“Di sini kita dengar adzan tidak segera, di sana langsung segera ibadah berjamaah fokus beribadah. Hati merasa ada kangen, sudah lama nggak ke sana,” tambahnya sambil mengenang saat kali pertama ibadah haji di tanah suci.

Merasa mendapat kenikmatan beribadah, Suripno akhirnya memotivasi anak-anak serta menantunya untuk mendaftarkan ibadah haji.

Dosen S2 di Universitas Dharma Persada itu bilang, sudah mendaftarkan tiga anaknya yang berusia 28 tahun, 24 tahun dan 13 tahun untuk ibadah haji, serta dua menantunya.

Kelimanya, bahkan sudah mendapatkan porsi haji lantaran sudah melunasi biaya haji sejak 2021 lalu. Kelimanya diagendakan bakal berangkat haji pada 2040-an sesuai aturan terbaru antrean haji lebih dari 20 tahun.

“Kita pasrah aja, kalau sudah ada panggilan insyaAllah dapat,” katanya memakai kopyah hitam, koko putih dan celana hitam sambil menunggu istrinya shalat.

Suripno yang juga bekerja sebagai konsultan energi terbarukan itu kini fokus menjaga kesehatan fisik dan rajin berolahraga agar dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik. (vyh/dre)