TANGSELIFE.COM – Pembahasan tentang skincare overclaim sedang menjadi perbincangan hangat di kalangan beauty enthusiast belakangan ini.

Ini berawal dari sebuah konten dari content creator bernama Dokter Detektif atau @dokterdetektif di TikTok.

Sosoknya yang akrab disapa Doktif kerap membagikan konten edukasi mengenai dunia skincare.

Salah satu yang viral adalah ketika ia membagikan hasil uji laboratorium sejumlah produk skincare ternama.

Berdasarkan hasil pengujian yang ia paparkan menunjukkan bahwa sejumlah brand skincare rupanya melakukan overclaim.

Hal ini pun langsung membuat masyarakat waspada, terutama mereka yang rutin menggunakan produk skincare tersebut.

Apa Arti Skincare Overclaim?

arti skincare overclaim

Salah satu cara produsen skincare untuk menarik minat konsumennya adalah dengan menyebutkan sejumlah klaim.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), klaim memiliki arti pernyataan tentang sebuah fakta atau kebenaran sesuatu.

Contohnya, sebuah merek mengklaim produk skincare-nya memiliki kandungan 5% niacinamide untuk mencerahkan kulit.

Klaim semacam itu sebenarnya sah-sah saja.

Selain untuk meyakinkan konsumen, informasi tersebut juga dibutuhkan konsumen untuk mengetahui skincare apa yang dibutuhkan kulitnya.

Yang menjadi persoalan adalah ketika sebuah merek skincare melakukan overclaim atau jika diartikan ke bahasa Indonesia adalah ‘Klaim berlebihan’.

Dapat disimpulkan bahwa skincare overclaim adalah produk perawatan kulit yang memiliki klaim berlebihan atau tak sesuai dengan faktanya.

Tujuannya untuk membuat konsumen percaya bahwa skincare tersebut memiliki kualitas yang bagus.

Biasanya skincare overclaim digunakan untuk jenis perawatan tubuh yang fungsinya memperbaiki kulit, seperti toner dan serum.

Misalnya, sebuah toner diklaim bisa menyehatkan kulit karena mengandung niacinamide sebesar 5%, padahal kenyataannya di bawah angka tersebut.

Sebagai informasi tambahan, semakin tinggi jumlah presentasi bahan aktif dalam sebuah produk perawatan kulit, itu artinya khasiatnya semakin lebih cepat terasa.

Itulah sebabnya ada beberapa brand yang nekat melakukan skincare overclaim agar masyarakat tertarik untuk mencobanya.

Klaim memang tak bisa dibuktikan oleh masyarakat biasa, sehingga sangat mudah bagi pemilik brand melakukan skincare overclaim saat mempromosikan produknya.

Membuktikan klaim suatu produk membutuhkan uji laboratorium yang hanya bisa dilakukan oleh ahli atau orang-orang tertentu saja.

Hal ini yang membuat hadirnya Doktif di TikTok disambut hangat oleh para netizen pengguna perawatan kulit.

Sebab, perempuan yang menjadikan topeng sebagai ciri khasnya itu berani membuktikan kebenaran skincare overclaim.

Doktif melampirkan hasil uji laboratorium dari SIG Laboratory yang menggunakan berbagai teknologi canggih serta beraga instrumentasi pengujian untuk menjamin hasil akurat dan bisa diandalkan.

Doktif mengungkapkan kalau aksinya tersebut bukan ingin menjatuhkan produk skincare tertentu.

Ia hanya ingin mengedukasi masyarakat agar tak mudah tertipu dengan skincare overclaim.

Dampak Skincare Overclaim Bagi Pemilik Produk dan Konsumen

Konsumen tentunya mengalami kerugian imbas skincare overclaim yang dilakukan oleh pemilik brand.

Tujuan mereka membeli skincare adalah untuk mengatasi sejumlah masalah kulit yang dialaminya. Tapi jika terjebak dengan produk overclaim, hasil yang diharapkan akan lama terwujud.

Alhasil, pengguna akan dirugikan karena mengeluarkan dana untuk membeli produk tidak sesuai dengan klaim yang seharusnya mereka dapatkan.

Singkatnya, ini sama dengan penipuan.

Tak hanya bagi konsumen, skincare overclaim juga berdampak pada produsen.

Saat konsumennya mulai mengetahui fakta bahwa produk yang dijual tak lagi sesuai klaim yang selama ini dipromosikan, pengguna yang menjadi pelanggan hampir bisa dipastikan mempertimbangkan untuk berhenti menggunakan produk tersebut.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) juga telah merilis pernyataan resmi bahwa setiap produsen skincare yang ketahuan melakukan overclaim akan ditindak sesuai peraturan yang berlaku.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
Dwi Oktaviani
Editor
Dwi Oktaviani
Reporter