TANGSELIFE.COM- Mengenal nyamuk wolbachia yang akan disebar oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta.
Diketahui bahwa Dinkes Jakarta bakal seger menyebar nyamuk aedes aegypti mengandung wolbachia pada 4 Oktober 2024 mendatang, di RW 07 Kelurahan Kembangan Utara, Jakarta Barat.
Penyebaran nyamuk wolbachia di Kembangan Jakarta Barat ini bertujuan untuk mencegah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah tersebut.
Pasalnya, daerah Jakarta Barat menjadi wilayah dengan kasus DBD yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan wilayah Jakarta lainnya.
Dinkes Jakarta sendiri telah menyiapkan 859 ember nyamuk mengandung wolbachia yang ditipkan di rumah-rumah warga.
Adapun Dinkes Jakarta dan kader jumantik sendiri akan mendamping para warga untuk melakukan penjagaan penyebaran nyamuk wolbachia.
Apa itu Nyamuk Wolbachia?
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menerapkan inovasi teknologi wolbachia yang efektif menurunkan kasus penyebran DBD di Indonesia.
Sebagai informasi, wolbachia ini merupakan bakteri simbiotik yang terjadi secara alami di banyak serangga, namun tidak ada di nyamuk Ae. aegypti,
Maka untuk nyamuk Ae. aegypti ini dilakukan transfer untuk memasukan bakteri wolbachia ke dalam tubuhnya.
Dalam nyamuk aedes aegypti yang mengandung bakteri wolbachia ini terbukti bisa mengurangi penularan virus, mulai dari DBD, Zika, chikungunya, dan demam kuning.
Bakteri wolbachia ini bisa menurunkan replikasi virus dengue yang ada di dalam nyamuk aedes aegypti, sehingga dapat menurunkan efektivitas nyamuk tersebut melakukan penularan DBD.
Di dalam tubuh nyamuk aedes aegypti, bakteri wolbachia dan virus dengue akan berkompetisi untuk mendapatkan makanan.
Semakin sedikit virus mendapatkan suplai makanan, maka membuat virus dengue semakin sulit untuk berkembang biak (replikasi).
Ciri nyamuk aedes aegypti mengandung wolbachia ini akan memiliki tubuh berwarna hitam dengan belang putih.
Lantas, Apakah Nyamuk Wolbachia Berbahaya Bagi Manusia?
Berdasarkan uji coba nyamuk wolbachia di Yogayakarta dan Kabupaten Bantul pada tahun 2022, hasilnya dapat menurunkan kasus DBD hingga 77% dan 86% untuk pasien yang dirawat di rumah sakit.
Pengembangan nyamuk wolbachia ini menunjukkan pengaruh yang postif dalam pengendalian kasus DBD di negara yang mengadopsinya.
Selain Jakarta, di Indonesia sendiri penyebaran nyamuk wolbachia ini juga telah dilakukan di beberapa wilayah, mulai dari Yogyakarta, Semarang, Bandung, Bontang, hingga Kupang.
Bahkan, WHO sendiri telah merekomendasikan nyamuk aedes aegypti mengandung wolbachia sebagai metode dalam menangani kasus DBD.
Maka selain Indonesia, negara lain yang melakukan penyebaran nyamuk wolbachia, di antaranya Brazil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Meksiko, Kiribati, New Caledonia, Sri Lanka, Laos, Kolombia, Honduras, El Salvador, dan Singapura.