TANGSELIFE.COM – Saat ini matahari tepat berada di sekitar wilayah Indonesia yang membuat beberapa wilayah mengalami hari tanpa bayangan secara bergantian.

Hari tanpa bayangan adalah nama lain dari fenomena kulminasi, yaitu ketika matahari di tengah hari berada sangat pas di atas kepala.

Dikutip dari lama resmi Badan Meteorologi, dan Geofisika (BMKG), kulminasi atau transit atau istiwa adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.

Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut Kulminasi Utama.

“Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat menghilang, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri,” tulis pada keterangan BMKG.

Karena itu hari kulmunasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan.

Fenomena ini terjadi karena bidang ekuator Bumi atau bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi.

Sehingga, posisi matahari dari bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5 derajat Lintang Utara hingga 23,5 derajat Lintang Selatan.

Kata BMKG, hal ini disebut sebagai gerak semu harian matahari.

Menurut keterangan Organisasi Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), kulminasi secara total terjadi selama 44 hari dalam dua gelombang per tahun.

Itu dimulai sejak 20 Februari hingga 5 April dan 8 September hingga 22 Oktober.

BRIN memberikan keterangan bahwa ekuinoks menjadi bagian dari kulminasi Indonesia karena juga dilalui garis khatulistiwa.

Garis khatulistiwa atau ekuator itu melalui 11 kota, yakni Pasaman Barat, Koto Alam, Bonjol (Sumbar), Pangkalan Lesung (Riau), Tanjung Teludas (Kepulauan Riau), Pontianak (Kalbar), santan Hulu (Kaltim), Tinombo Selatan (Sulteng), Kayoa (Maluku Utara), Raja Ampat (Papua Barat Daya).

Apa dampak dari hari tanpa bayangan yang terjadi di wilayah Indonesia?

Dampak Hari Tanpa Bayangan

1. Hilangnya bayangan

Sesuai dengan nama fenomena ini, maka saat terjadinya hari tanpa bayangan sejumlah benda yang memiliki bentuk lurus dan berdiri tegak terlihat tak memiliki bayangan ketika matahari tepat berada di atas mereka.

Seorang Peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Pussainsa LAPAN) Rhorom Priyatikanto menjelaskan, “Saat tengah hari, matahari hampir tepat berada di atas kepala seseorang yang berada di wilayah khatulistiwa.

Saat itu, tugu atau objek yang berdiri tegak di ekuator akan seperti tidak memiliki bayangan.

2. Sun outage

Sun Outage adalah gangguan sinyal satelit yang disebabkan oleh gangguan radiasi sinar matahari.

Gangguan ini terjadi pada sarana komunikasi yang berkaitan engan satelit-satelit geostasioner, satelit yang mengorbit di atas ekuator.

Pada saat equinox, matahari tepat berada segaris denan satelit geostasioner tersebut serta penerima satelit di bumi.

Hal ini menyebabkan gelombang sinyal dari satelit ke penerima sinyal terinterferensi oleh gelombang sinar matahari.

Akibatnya, alat-alat komunikasi seperti ponsel dan televisi yang menggunakan layanan satelit geostasioner tidak berfungsi untuk sementara.

Sun outage ini berlangsung kira-kira selama 10 menit sampai 30 menit, tergantung pada antena yang digunakan.

3. Perubahan musim

Rhorom juga menjelaskan bahwa sejumlah negara yang terdampak hari tanpa bayangan ini mengalami perubahan musim.

Hanya saja, perubahan tersebut tak serta-merta langsung terjadi.

Tak hanya di Indonesia, berbagai negara lain di dunia juga mengalami perubahan musim akibat equinox.

4. Gangguan sinyal GPS dan radio

Masa equinox juga merupakan waktu puncak proses ionisasi di daerah ekuator.

Akibatnya lapisan ionosfer, lapisan plasma di atas mengalami penebalan.

Fenomena penebalan ionosfer ini menimbulkan potensi gangguan terhadap komunikasi radio dan penerimaan sinyal GPS.

Sebab, gelombang radio dan GPS melewati medium lapisan ionosfer tersebut.

Dampak ini bersifat kemungkinan, tidak serta-merta pasti terjadi.

5. Terasa lebih panas

Sebenarnya hari tanpa bayangan tidak memberikan dampak secara iklim atau pun cuaca.

Namun saat fenomena itu terjadi, intensitas cahaya matahari yang diterima permukaan bumi akan maksimal.

Hal itu karena posisi matahari akan tegak lurus dengan permukaan bumi.

Selain itu, kadar sinar ultraviolet (UV) juga akan maksimum.

Apabila puncak hari tanpa bayangan dengan kondisi cuaca cerah tanpa awan, akan terasa lebih panas jika dibandingkan dengan hari biasanya.

Meski demikian, pihaknya meminta masyarakat tidak perlu khawatir terhadap peristiwa alam ini.

Sebagai antisipasi, saat mengamati hari tanpa bayangan, usahakan untuk menggunakan tabir surya dengan SPF lebih dari 50.

Selain itu bisa juga mengenakan alat peneduh lain seperti payung atau topi agar tubuh tak terpapar oleh cahaya matahari secara langsung.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife