TANGSELIFE.COM– Kasus tuberkulosis atau TBC di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
Menurut laporan terbaru dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia dengan jumlah kasus kematian TBC terbanyak.
Diperkirakan setiap tahunnya ada 125 ribu jiwa yang meninggal akibat kasus TBC di Indonesia.
Pada tahun 2023, secara global diperkirakan terdapat 10,8 juta kasus TBC dengan 1 juta kematian.
“Setiap jam, ada sekitar 14 orang yang meninggal akibat TBC,” ungkap dr. Ina Agustina Isturini, MKM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, dalam konferensi pers daring untuk memperingati Hari TBC Sedunia.
Selain Indonesia, negara dengan kasus TBC yang sangat tinggi di dunia dan menempati posisi pertama adalah India.
Diperkirakan setiap tahunya ada 315 ribu jiwa yang meninggal karena penyakit TBC.
Berikut Daftar Negara dengan Kasus TBC Terbanyak di Dunia
1. India – 2.800.000 kasus dengan 315.000 kematian
2. Indonesia – 1.090.000 kasus dengan 125.000 kematian
3. China – 741.000 kasus dengan 25.000 kematian
4. Filipina – 739.000 kasus dengan 37.000 kematian
5. Pakistan – 686.000 kasus dengan 47.000 kematian
6. Nigeria – 499.000 kasus dengan 64.000 kematian
7. Bangladesh – 379.000 kasus dengan 44.000 kematian
8. Congo – 334.000 kasus dengan 38.000 kematian
9. Myanmar – 302.000 kasus dengan 44.000 kematian
10. Afrika Selatan – 270.000 kasus dengan 25.000 kematian
Kemenkes Ungkap Tantangan Menghadapi Kasus TBC di Indonesia
Dr. Ina Agustina mengungkapkan dari tingginya kasus TBC di Indonesia, sedikitnya ada 7 provinsi yang memiliki angka TBC sangat tinggi.
Provinsi-provinsi ini, terutama di Jawa (kecuali DIY), Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan, tercatat memiliki jumlah kasus yang sangat signifikan, dengan estimasi berkisar antara 40.000 hingga 230.000 kasus TBC.
Menurut data terbaru, kasus TBC di Indonesia per awal Maret 2025, sudah ada sekitar 889.133 kasus TBC yang terlaporkan.
“Tahun ini, 90 persen dari pasien yang terdiagnosis sudah mendapatkan pengobatan,” jelas dr. Ina.
Namun, meskipun sudah ada kemajuan yang signifikan, Kemenkes mengakui adanya hambatan dalam upaya menanggulangi TBC di Indonesia.
Salah satu tantangan utama adalah underreporting dan delay reporting, di mana banyak kasus TBC yang belum dilaporkan atau terlambat terlaporkan.
Beberapa kasus bahkan baru teridentifikasi setelah satu hingga enam bulan.
Selain itu, diagnosis yang terlambat juga menjadi masalah utama, yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan (nakes) atau keterbatasan akses terhadap alat diagnostik yang memadai.
Sebagai bagian dari upaya menekan angka kasus TBC di Indonesia, Kemenkes menekankan pentingnya peran aktif dari masyarakat, khususnya dalam hal deteksi dini, pengobatan yang tepat, dan pelaporan kasus secara cepat.
Ciri-ciri Penyakit TBC
Gejala umum yang muncul akibat TBC di paru-paru antara lain:
- Batuk yang berlangsung lebih dari tiga minggu
- Batuk berdarah atau dahak
- Nyeri dada
- Mudah lelah dan lemah
- Demam
- Menggigil
- Keringat malam
- Kehilangan nafsu makan
- Penurunan berat badan
Jika TBC menyebar ke organ lain, gejala yang muncul bisa meliputi:
- Adanya darah dalam urine jika TBC menyerang ginjal
- Nyeri punggung, kekakuan, kejang otot, dan masalah pada tulang belakang jika TBC menginfeksi tulang belakang
- Mual dan muntah
- Kebingungan
- Kehilangan kesadaran jika TBC menyebar ke otak.



