TANGSELIFE.COM – Indonesia akan memperingati Hari Kemerdekaan yang ke-79 tahun pada 17 Agustus tahun 2024 ini

Kemerdekaan Indonesia sendiri tidak didapatkan dengan cara yang mudah, melainkan harus direbut dengan penuh perjuangan.

Bahkan setelah mendeklarasikan merdeka pada tahun 1945, Indonesia tetap harus berjuang keras mempertahan kemerdekaan dari ancaman sejumlah negara yang ingin kembali menjajahnya.

Di Kota Tangsel sendiri saat ini hanya tersisa lima orang veteran yang tercatat berhimpun di organisasi Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI).

Ketua LVRI Tangsel yang juga merupakan saksi hidup perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia, Nurhasan (98) menceritakan pengalamannya bagaimana perjuangannya dahulu mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Pria yang lahir tahun 1926 itu mengatakan, meski Indonesia telah mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun 1945, namun seluruh pejuang tetap harus dalam keadaan siaga untuk memastikan Indonesia tidak kembali diduduki oleh para sekutu.

Nurhasan menuturkan, ia termasuk menjadi anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan tercatat sebagai Prajurit II Batalyon III resimen VIII Divisi Siliwangi.

Ia ditugaskan di berbagai wilayah mulai dari Banten, Bogor, Bandung bahkan hingga Yogyakarta Jawa Tengah. Saat itu ia bertugas untuk menjaga keamanan termasuk dari agresi Belanda pada tahun 1946.

“Tahun 1945 kan kita merdeka dari tangan Jepang, tidak lama kemudian 1946 dilanda (agresi) Belanda NICA (Netherlands Indies Civil Administration, red),” kata Nurhasan kepada Tangselife.com, ditulis Sabtu, 17 Agustus 2024.

Nurhasan mengaku menjadi salah satu pasukan yang diboyong dari Jawa Barat menuju Yogyakarta.

Saat itu dia sempat merasakan pertempuran saat Belanda melancarkan serangan ke Yogyakarta yang saat itu berstatus sebagai Ibu Kota negara.

“Peperangan itu sudah mulai terdengar, ada yang mengatakan di Surabaya sudah ada baku tembak, kabarnya Belanda mau menuju ke Yogya siap-siap dah kita semua langsung bergerak semua,” ungkapnya.

“Ternyata benar, tidak lama kemudian ada pesawat Belanda muter-muter,” lanjutnya.

Nurhasan mengatakan, setelah melakukan berbagai serangkaian menjaga keamanan negara ia menyatakan selesai dari penugasan sebagai tentara pada tahun 1961.

Pada akhir masa pengabdiannya, ia memiliki pangkat sebagai Sersan Mayor.

“Saya berpangkat Sersan Mayor sekarang, ada di suratnya, tapi ya sudah lah, saya mah tidak perduli pangkatnya yang penting kita sudah merdeka Alhamdulillah,” ujarnya.

Mengaku Kesepian Karena Teman-Temannya Sudah Tiada

Nurhasan tak menampik bahwa ia seringkali teringat kenangan selama menjadi tentara. Bahkan ia sempat mencoba mencari beberapa rekannya yang berjuang bersama-sama pada saat itu.

Ia menyebut bahwa seluruh teman-teman se-angkatannya yang berada di wilayah Banten sudah berpulang.

“Saya ini udah gak punya teman, yang satu angkatan sama saya sudah gak ada. Sampai saya cari ke Parung Panjang, Bogor, Banten sudah gak ada,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
Dwi Oktaviani
Editor
Andre Pradana
Reporter