TANGSELIFE.COM – Musim kemarau berkepanjangan kembali membuat warga yang bermukim di Kampung Koceak, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kesulitan memperoleh air bersih.

Sedikitnya terdapat 120 Kepala Keluarga (KK) dari wilayah tersebut yang kesulitan mendapatkan air bersih.

Akibatnya warga harus menghemat penggunaan air bersih demi bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Bahkan demi air bersih yang dimiliki cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga rela mencuci pakaian di aliran sungai Cisalak yang melintasi wilayah tersebut.

Pengamatan di lokasi, sungai tempat warga mencuci pakaian berada tepat di belakang sebuah perumahan.

Dengan beralas tumpukan bambu yang sudah disusun, warga mencuci menggunakan air yang mengalir melalui sodetan yang sudah dibuat.

Salah seorang warga, Yoyoh (46) mengatakan, warga sekitar memang seringkali memanfaatkan aliran sungai Cisalak untuk mencuci pakaian jikalau wilayah tersebut sedang dilanda kekeringan.

Ia tak menampik bahwa aliran sungai Cisalak merupakan pembuangan akhir dari beberapa aktivitas pemukiman warga.

Namun hal itu rela dilakukan demi menghemat air bersih yang dimilikinya di rumah masing-masing sehingga bisa digunakan untuk keperluan lain.

“Iya ini aliran air pembuangan, ya mungkin kotor tapi kalau kelihatan masih bersih ya gapapa saya mah,” kata Yoyoh, saat ditemui sedang mencuci pakaian di sungai, Kamis, 5 September 2024.

Wanita yang tinggal bersama suami dan satu anaknya itu mengungkapkan, bahwa sumur di rumahnya yang memiliki kedalaman 12 meter hanya mengeluarkan sedikit air.

Air bersih tersebut ia prioritaskan untuk memenuhi kebutuhan memasak dan konsumsi sehari-hari di rumah.

“Air dari di rumah buat cuci piring, cuci beras, didapat dari nimba (mengambil air dari sumur, red) di sumur. Kalau itu bersih tidak keruh,” ungkapnya.

Demi bisa menghemat air, ia harus mencuci pakaian di sungai dengan jarak tempuh kurang lebih satu kilometer dari rumahnya.

Dengan kondisi air yang cukup keruh, Yoyoh tak menampik bahwa pakaian yang dicucinya menggunakan air sungai seringkali menimbulkan dampak pada kesehatan tubuhnya.

Namun karena kondisi yang mendesak, hal itu tetap ia rela kerjakan asal pakaiannya dapat kembali bersih.

“Sedikit gatel, tapi mau gimana saya mah gapapa gatel juga, tidak pakein bedak, yang penting pakaian bersih,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
Dwi Oktaviani
Editor
Andre Pradana
Reporter