TANGSELIFE.COM – Kasus balita stunting di Tangsel ada 836 orang, berdasarkan cacatan yang ada Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan hingga tahun 2023 kemarin.
Kepala Dinkes Tangsel, Alin Hendalin Mahdaniar mengatakan, jumlah itu didapatkan berdasarkan Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) yang dilakukan pihaknya pada tahun 2023.
“Angka kasus stunting di Kota Tangerang Selatan mencapai 836 balita atau 0,82 persen dari jumlah balita,” kata Alin Hendalin dalam acara perayaan Hari Gizi Nasional di Puspemkot Tangsel, Kamis, 25 Januari 2024.
Alin tak merinci ratusan balita yang kekurangan asupan gizi tersebut tersebar di wilayah mana saja.
Namun ia mengungkapkan, terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab banyaknya anak-anak di Kota Tangsel mengidap stunting.
Angka Balita Stunting di Tangsel Mencapai 800 Orang Lebih, Begini Penjelasan Dinas Kesehatan Tangerang Selatan!
Berdasarkan pemantauan Dinkes Tangerang Selatan yang menjadi faktor utama banyak balita stunting di Tangsel adalah lingkungan keluarga dan pola asuh orang tua terhadap anak tersebut.
Alin mengatakan penyebab balita stuning di Tangsel ini karena adanya penyakit menular, gizi yang kurang saat kehamilan, paparan asap rokok dari anggota keluarga, dan lain-lainya.
“Lingkungan tempat tinggal mengalami kasus penyakit menular, keluarga buang besar sembarang, kehamilan dengan status gizi kurang, calon pengantin terpapar asap rokok dan mengalami kurang energi kronik, tidak menggunakan KB pasca salin, paparan asap rokok dan pemahaman yang rendah terhadap buku KIA dan stunting,” tuturnya.
Alin menjelaskan, setiap anak dalam masa pertumbuhannya memerlukan asupan gizi yang cukup agar dapat tumbuh dengan optimal.
Alin tak menampik bahwa ASI merupakan salah satu kebutuhan yang sangat diperlukan oleh bayi. Kendati demikian, lanjutnya, bayi berusia lebih dari 6 bulan membutuhkan lebih banyak vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat.
“Kebutuhan gizi yang tinggi ini tidak bisa hanya didapatkan dari ASI, tetapi juga membutuhkan tambahan dari makanan pendamping ASI serta untuk melatih dan membiasakan bayi mengonsumsi makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuhnya,” terangnya.
Alin menyebut, pihaknya sendiri telah menyiapkan beberapa program yang akan dijalankan untuk menekan angka balita stunting di Tangsel.
“Kita ada program Kunjungan rumah oleh tim Ngider Sehat, pelaksanaan pos gizi di seluruh Kelurahan, pemberian makanan tambahan bagi balita dan ibu hamil, edukasi kepada masyarakat terkait 1.000 hari pertama kehidupan dan lain-lain,” pungkasnya.