TANGSELIFE.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus berupaya menyelesaikan terkait persoalan sampah.

Kepala Bidang Persampahan pada DLH Kota Tangsel, Rastra Yudhatama menjelaskan, penyelesaian persoalan sampah harus dilakukan secara terintegrasi dari hulu ke hilir.

Di bagian hulu, saat ini DLH Kota Tangsel telah menyusun berbagai program guna menyelesaikan persoalan sampah di kota bertajuk ‘Cerdas, Modern dan Religius’ ini.

“Sampah saat ini memang masih menjadi salah satu persoalan di Kota Tangerang Selatan. Namun kami telah merumuskan berbagai program untuk menyelesaikan persoalan tersebut,” kata Yudha, Rabu 03 Oktober 2023.

DLH Kota Tangsel Maksimalkan Peran 41 TPS3R dan 400 Bank Sampah

Salah satu program yang dijalankan DLH Kota Tangsel yaitu memaksimalkan peran Bank Sampah dan Tempat Pengolahan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R).

“Saat ini kami memiliki 400 Bank Sampah dan 41 TPS3R yang tersebar di seluruh Kecamatan yang ada di Kota Tangsel,” jelas Yudha.

“Kami juga telah menargetkan untuk adanya penambahan Bank Sampah dan TPS3R di Kota Tangsel, hal itu agar sampah yang mampu dikelola sebelum sampai ke TPA semakin banyak,” lanjut Yudha.

WhatsApp Image 2023 10 03 at 17.50.04
TPS3R yang berada di wilayah Ciater, Kota Tangsel. Dok: Andre

Selain mengoptimalkan peran Bank Sampah dan TPS3R, saat ini terdapat beberapa mitra DLH berupa rumah pembudidayaan maggot.

Pembudidayaan maggot, dikatakan Yudha, terbukti mampu mengurangi jumlah sampah basah sebelum di buang ke TPA.

Saat ini terdapat 15 rumah pembudidayaan maggot yang tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kota Tangsel.

“Pembudidayaan maggot saat ini mulai banyak di Kota Tangsel, kami berharap maggot dapat membantu pengurangan sampah khususnya sampah basah,” tuturnya.

Dari seluruh upaya dalam mengurangi jumlah volume sampah, Yudha berharap mampu menekan angka produksi sampah hingga 30 persen sebelum sampai ke TPA.

“Dari semua upaya mengurangi jumlah sampah di hulu kami menargetkan mampu mengurangi jumlah hingga 30 persen sesuai program Jakstrada (kebijakan dan strategi daerah, red) dan Jakstanas (kebijakan dan strategi nasional, red),” pungkasnya.

 

Reporter: Andre Pradana

Dien
Editor