TANGSELIFE.COM – Gunung Anak Krakatau erupsi lagi, setelah terakhir erupsi dua bulan lalu. Erupsi kali ini menyemburkan abu vulkanis stinggi 450 meter.

Erupsi itu terjadi pada Minggu, 26 November 2023, sekitar pukul 12.28 WIB, sehingga masyarakat diminta tetap waspada.

Aktivitas Gunung Anak Krakatau ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 50 mm dan durasi lebih kurang 32 detik.

“Iya benar, terjadi pada minggu,” ujar Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Andi Suardi, Minggu 26 November 2023.

Andi mengatakan, abu vulkanis dari Gunung Anak Krakatau terpantau berwarna putih hingga abu-abu dengan intesitas sedang hingga tebal, dan mengarah ke timur laut.

“Saat ini Anak Krakatau berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi, masyarakat, pengunjung, wisatawan, ppendaki tidak mendekati gunung ini,” katanya.

Warga Sekitar Terbiasa Aktivitas Gunung Anak Krakatau

Warga di sekitaran gunung, tepatnya di Pulau Sebesi, Kabupaten Lampung Selatan, dapat menyaksikan aktivitas erupsi gunung tersebut.

Salah satu warga warga Desa Regahan Lada III, Pulau Sebesi, Yusuf mengaku jika ada leturan sangat terdengar jelas di desanya.

“Kalau ada letusan Anak Krakatau terdengar jelas, sedangkan pijaran lava merahnya keliatan jelas dari sini. Abunya melambung ke langit juga jelas siang hari,” ujarnya.

Dia mengatakan, bunyi letusan atau kegempaan dari ledakan Anak Krakatau selalu terdengar dan terjadi kerap setiap hari dengan bunyi letusan kecil atau besar.

Warga Pulau Sebesi telah terbiasa dengan kondisi aktivitas Anak Krakatau seperti itu, apalagi pada malam hari.

Kendati demikian, Yusuf menjelakan warga Pulau Sebesi berharap kejadian pada 22 Desember 2018 lalu, tidak terjadi lagi.

Malam itu, warga sedang bersantai menjelang larut malam, tiba-tiba terdengar air laut naik dan ombaknya menghempas rumah warga.

Ratusan orang meninggal dunia, ribuan rumah warga hancur, termasuk perahu nelayan hilang dan rusak. “Warga kalau ada letusan Anak Krakatau, yang ditakuti terjadi tsunami lagi,” pungkasnya.

Sopiyan
Editor