TANGSELIFE.COM- Kepala Sekolah SMPN 20 Tangsel, Frida Tesalonik, angkat bicara menyoal penolakan sebagian warga terkait renovasi bangunan sekolah.
Untuk diketahui, penolakan dilakukan oleh sebagian warga yang merasa tidak mendapatkan komunikasi terkait rencana pembangunan tersebut.
Frida mengaku telah melakukan pertemuan dengan beberapa pihak mulai dari Lurah, Sekretaris Lurah, Staf Kelurahan dan beberapa ketua RW untuk menginformasikan ihwal renovasi SMPN 20 Tangsel
Namun ia tak menampik bahwa pertemuan itu belum melibatkan para Ketua RT dan tokoh masyarakat setempat.
“Sudah kita bicarakan dengan pak Lurah, Sekel, staf dan pak RW, ada beberapa RW yang hadir,” kata Frida ketika ditemui di SMPN 19 Tangsel, Kamis, 15 Mei 2025.
Frida mengungkapkan, bahkan dirinya telah berkomunikasi dengan Lurah Bakti Jaya sejak jauh-jauh hari sebelum proses pembongkaran dilakukan.
Renovasi SMPN 20 Tangsel Libatkan Alat Berat
Saat itu ia meminta izin dan dukungan terkait rencana renovasi bangunan sekolah.
Pasalnya, ia memahami bahwa nantinya proses pembongkaran akan melibatkan alat berat sehingga akan cukup mengganggu sebagian warga.
“Saya sampaikan kan ketika nanti ada proses pembongkaran pasti ada alat berat masuk dan ada jalan yang dilintasi alat-alat berat itu,” tuturnya.
Ia pun tak memungkiri bahwa proses renovasi sekolah membutuhkan dukungan dari semua pihak termasuk para ketua RT dan tokoh masyarakat.
Oleh karena itu, kata Frida, pihaknya telah mengatur jadwal pertemuan dengan semua pihak untuk mencari jalan keluar terbaik sehingga tidak ada pihak yang dirugikan dari rencana pembangunan tersebut.
Karena menurutnya renovasi tersebut sangat penting agar nantinya daya tampung sekolah itu dapat menjadi lebih besar sehingga bisa menampung lebih banyak siswa dari lingkungan sekitar.
“Akhirnya kami sepakat kami akan ngobrol duduk bareng dengan pihak warga pada Jumat besok,” pungkasnya.

Sebelumnya sejumlah warga melakukan penolakan terhadap proses renovasi SMPN 20 Tangsel yang berada di Kelurahan Bakti Jaya, Kecamatan Setu.
Dalam dokumentasi yang tersebar, warga sempat memasang spanduk tepat di tembok depan sekolah. Spanduk itu berisi narasi penolakan.
“Warga RT 01, 02 dan 04 RW 04 menolak proyek pembangunan atau renovasi SMPN 20 selama tidak ada izin lingkungan dari warga yang terdampak,” demikian tulisan pada spanduk tersebut.
Namun pantauan Tangselife di lokasi pada Kamis 15 Mei 2025. spanduk tersebut terlihat sudah tidak terpasang di tembok tersebut.
Di lokasi juga tampak tidak ada proses pembongkaran pada bangunan SMPN 20.
Di dalam area sekolah tampak terdapat satu unit mobil eskavator, namun kendaraan itu tidak beroperasi.
Sementara sebagian bangunan sekolah tampak sudah mulai hancur, puing-puing tembok pun berserakan di area sekolah tersebut.

