TANGSELIFE.COM– Jalur Perlintasan Langsung atau JPL 95 Stasiun Cisauk-Cisayur resmi ditutup oleh Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) kelas 1 pada hari ini, 27 Juli 2024.

Adapun penutupan JPL 95 di Stasiun Cisauk ini sejalan dengan dioperasionalkannya Fly Over Cisauk yang sudah dibuka sejak 29 Desember 2023 lalu.

Alasan dilakukan penutupan JPL 95 Stasiun Cisauk-Cisayur ini karena tingginya tingkat kecelakaan yang terjadi pada perlintasan tersebut.

Akan tetapi, penutupan ini ternyata menuai komentar dan protes dari warga yang sering berlalu-lalang di area perlintasan ini.

Dilansir dari infotagerang.id, salah satu warga yang protes terkait kebijakan ini adalah Heri, warga Cisauk yang berprofesi sebagai pengemudi Ojek Online (Ojol).

Heri mengatakan, penutupan JPL 95 di Stasiun Cisauk ini sangat memprihatinkan bagai pengemudi ojol, ia merasa kebijakan ini jug sangat merugikan untuk kalangan bawah.

” Pada hari jam kerja rel gak ditutup aja udah macet. Gimana kalau jam kerja? Ini sangat merugikan bagi kalangan bawah, seperti tukang gerobak dan ojol. Gimana mau jualan ke sebrang, gimana mau puter balik ke flyover sedangkan keadaan macet, pastinya sangat melelahkan dan seharusnya tidak ditutup,” kata Heri dilansir dari infotagerang.id.

Tak hanya keberatan atas kebijakan ini, Heri juga membantah jika area JPL 95 ini rawan terjadi kecelakaan.

Pasalnya, saat ditanya oleh tim infotangerang.id, apakah perlintasan tersebut rawan kecelakaan, Heri menjawab, “Tidak Juga Sih,” ujarnya.

Penutupan JPL 95 Stasiun Cisauk-Cisayur Tuai Komentar Negatif dari Para Warga, Dinilai Kurang Efektif

jpl 95stasiun cisauk-cicayur
Kebijakan penutupan JPL Stasiun Cisauk-Cicayur dianggap hanya mementingkan keputusan sepihak (Instagram.com/@rizkiiak)

Di sisi lain, salah seorang warga Cisauk bernama Rizky juga turut membagikan tanggapannya terhadap penutupan JPL 95 di Stasiun Cisauk.

Rizky mengatakan, penutupan perlintasan kereta ini kurang efekif, karena setiap hari sudah menimbulkan kemacetan.

” Terlebih dengan adanya penutupan jalur bawah flyover, ya kemungkinan akan tambah macet,” kata Rizky, dikutip dari infotangerang.id.

Rizky menyarankan jika memang ingin melakukan penutupan JPL 95 Stasiun Cisauk-Cisayur ini harus dibarengi dengan adanya upaya pelebaran jalan.

“Menurut saya, penutupan boleh aja tapi harus ada pelebaran jalan dri SPBU Cisauk sampai lampu merah Intermoda karena ada penyempitan jalan,” jelas Rizky.

Menurut Rizky, sebelum ada penutupan perlintasan itu lalu lintas di sekitaran Stasiun Cisauk ini sudah lumayan lancar, karena ada flyover.

“Setelah ada flyover ada perubahan lalin jadi lumayan lancar. Itu sebelum adanya penutupan jalur bawah. Tapi dengan penutupan jalur bawah kita liat aja nanti gimana,” tegasnya.

Adapun sebelumnya, rencna penutupan permanen JPL 95 Stasiun Cisauk-Cisayur ini juga mendapat protes dari salah seorang warganet dengan username @rizkiiak.

Pemilik akun tersebut membagikan postingan yang merekam kondisi kemacetan cukup panjang terjadi di flyover Cisauk dan jalur bawah yang merupakan JPL 95.

Dalam unggahanya tersebut, ia juga turut membagikan komentar terhadap rencana penutupan JPL 95 yang menurutnya hanya mementingkan keputusan sepihak.

” Nih yang katanya KAI mau nutup JPL 95 Cisauk-Cicayur. Coba lihat dan pikir lagi deh. Belum ditutup aja udah macet di flyover dan di bawah. Rasanya alasan untuk menutup perlintasan itu kurang jelas dan sepihak! Belum juga ketumpuk sama truk dari Legok yang pada putar balik depan pom,” tulis @rizkiiak.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Tangselife
Jihan Hoirunisa
Editor
Jihan Hoirunisa
Reporter