TANGSELIFE.COM– BMKG memprakirakan cuaca ekstrem di Jabodetabek masih akan terus terjadi hingga 20 Maret 2025 mendatang.
Bahkan berdasarkan analisis BMKG untuk puncak cuaca ekstrem ini akan terjadi di rentang waktu 10-11 Maret 2025.
Hal tersebut diungkap langsung oleh kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Ia mengatakan bahwa curah hujan tinggi berasal dari arah puncak.
Adapun akibat cuaca ekstrem di Jabodetabek ini menyebabkan terjadinya banyak bencana alam, mulai dari banjir hingga tanah longsor.
Bahkan daerah Cisarua dan Bekasi ini menjadi wilayah yang paling parah dilanda banjir akibat cuaca ekstrem awal Ramadhan 2025.
Selain karena hujan deras, banjir di Jabodetabek ini juga disebabkan karena ada air kiriman dari Bogor.
Cuaca Ekstrem di Jabodetabek, BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca
Sebagai upaya untuk mengatasi cuaca ekstrem di Jabodetabek, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC).
Operasi modifikasi cuaca ini telah dilakukan pada 4 Maret 2025 kemarin, dengan tujuan untuk mengalihkan dan mengurangi intensitas hujan.
Tak hanya itu, OMC ini dilakukan juga menangani banjir yang melanda Jabodetabek agar tidak semakin meluas.
Sebagai informasi, operasi modifikasi cuaca dilakukan menggunakan pesawat Cessna Caravan 208B dengan nomor registrasi PK-SNP.
Pada saat OMC ini berlangsung maka dilakukan penyemaian bahan berupa garam (NaCl) dilakukan di area yang ditargetkan untuk mengurangi potensi hujan.
Ketika OMC dilakukan pada 4 Maret 2025, dilakukan dalam tiga sorti, masing-masing dengan penyemaian 1 ton NaCl di ketinggian 8.000–11.000 kaki.
Sorti pertama berlangsung pukul 15.00–17.00 WIB, dilanjutkan sorti kedua pukul 17.30–19.30 WIB, dan sorti ketiga pukul 20.00–22.00 WIB.
Modifikasi cuaca ini masih akan terus dilakukan oleh BNPB hingga 8 Maret 2025, sesuai dengan prediksi curah hujan yang masih tinggi.
Adapun cuaca ekstrem di Jabodetabek sendiri diprakirakan masih terus berlangsung hingga pertengahan Maret 2025.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto memperkirakan bahwa hujan lebat terutama di wilayah Jawa Barat masih akan terus terjadi juga sampai pertangahan Maret 2025.