TANGSELIFE.COM – Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengaku terkejut mengetahui 274 warga Palestina tewas pada Sabtu 8 Juni 2024 lalu.
274 warga Palestina, mayoritas sipil, tewas ketika pasukan Israel membebaskan empat sandera di An Nuseirat.
Pernyataan PBB disampaikan juru bicara kantor hak asasi manusia (HAM) PBB Jeremy Laurence pada Selasa 11 Juni 2024.
“Kami sangat terkejut dengan dampak operasi pasukan Israel di An Nuseirat pada akhir pekan untuk membebaskan empat sandera,” ujar Jeremy Laurence, seperti dikutip dari AFP.
Namun demikian, kantor HAM PBB menyebut bahwa tindakan yang dilakukan Israel dan Hamas kemungkinan sama-sama kejahatan perang.
Sebab, PBB turut merasa sangat tertekan melihat Hamas terus menahan banyak sandera, yang kebanyakan dari mereka adalah warga sipil.
Pasukan Israel Tewaskan 274 Warga Palestina di An Nuseirat Sabtu 8 Juni 2024
Pasukan Israel melakukan penyerbuan ke kamp pengungsi Nuseirat pada Sabtu 8 Juni 2024 dengan dalih menyelamatkan empat sandera Israel.
Keempat sandera yakni Almog Meir Jan, Noa Argamani, Andrey Kozlov, dan Shlomi Ziv, merupakan sandera-sandera yang diculik Hamas dari festival Nova di Israel Selatan pada 7 Oktober 2023 lalu.
Namun faktanya, serbuan pasukan Israel ke An Nuseirat menewaskan ratusan warga Palestina yang mengungsi di kamp tersebut.
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas melaporkan sedikitnya ada 274 warga Palestina yang tewas dan 698 terluka dalam operasi Israel itu.
“Ratusan warga Palestina, banyak di antaranya warga sipil, dilaporkan tewas dan terluka,” ujar Jeremy Laurence.
“Cara penyerbuan di daerah padat penduduk menimbulkan pertanyaan serius, apakah prinsip pembedaan, proporsionalitas, dan kehati-hatian—sebagaimana ditetapkan dalam hukum perang, dipatuhi oleh pasukan Israel?,” tuturnya.
Ketika ditanya tentang keabsahan angka yang diberikan Kemenkes Gaza, ia menjawab, sebelum 7 Oktober 2023 ketika ada kemungkinan lebih besar untuk memeriksa,
Lebih lanjut, PBB secara konsisten mendapati angka yang diberikan Hamas sangat mendekati 100 persen akurat.
Bahkan, termasuk keabsahan angka yang diberikan Kemenkes Gaza sebelum 7 Oktober 2023.
Adapun saat ini, akses kantor HAM PBB untuk memverifikasi angka sejak perang Israel-Hamas pecah, masih terbatas.
Akan tetapi, Laurence mengklaim masih memiliki kontak di lapangan yang dapat diandalkan.
Saat disinggung soal sandera yang ditawan di Gaza, Laurence menyatakan bahwa hal itu pun dilarang oleh hukum internasional.
“Dengan menyandera di daerah yang padat penduduk, kelompok bersenjata yang melakukannya menempatkan nyawa warga sipil Palestina, serta para sandera itu sendiri, semakin berisiko pertempuran,” tandas Laurence.