TANGSELIFE.COM– Aksi tawuran antar pelajar dan pemuda marak terjadi di Kota Tangerang Selatan.

Bahkan, tawuran tersebut sering kali menggunakan senjata tajam sehingga korban luka maupun korban jiwa tak terhindarkan.

Fenomena maraknya aksi tawuran juga mendapat perhatian serius dari Anggota Komisi II DPRD Kota Tangsel, Wawan Syakir Darmawan.

Menurutnya, tawuran yang terjadi di Kota Tangsel di dominasi oleh para pelajar atau pemuda yang notabennya tengah memasuki masa remaja.

Oleh karena itu seluruh pihak termasuk pemerintah maupun para orang tua memiliki peran penting untuk meminimalitsir potensi terjadinya aksi tawuran.

“Anak-anak di umur-umur segitu memang sedang dalam masa pubertas, jadi harus disalurkan semua keinginannya. Sementara kita saat ini kekurangan media atau tempat untuk para pemuda menyalurkan dan mengaktualisasikan diri,” kata Wawan Syakir kepada Tangselife.com, Sabtu, 13 Januari 2024.

Kendati demikian Wawan mengungkapkan, orang tua dalam lingkup keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kepribadian anak.

Hal itu lantaran setiap masa pertumbuhan anak berada di bawah pengawasan dan perhatian orang tua.

“Ibu itu bagai sekolah yang pertama bagi seluruh anak-anak, jadi pendidikan yang dibangun di rumah sangat berperan besar,” ungkapnya.

“Bahwa tingkat keributan itu biasanya di awali dari sekelompok anak-anak yang biasanya lost orientasi yang tidak mendapatkan pendidikan yang baik dari orang tua,” tambahnya.

Selain itu, lanjut Wawan, para orang tua juga diminta untuk memberikan perhatian lebih kepada masing-masing anaknya.

Pasalnya, minimnya perhatian yang anak dapatkan di rumah dan di lingkungan akan mendorong mereka untuk mencari perhatian di luar dengan cara-cara yang tidak dibenarkan.

“Keluarga sebagai lingkungan terdekat dan terkecil harus memberikan perhatian lebih kepada anak. Juga tentu dengan tambahan asupan pendidikan akhlak dan keagamaan,” tuturnya.

Politisi Partai Demokrat itupun menerangkan, di sisi lain, para pemuda juga membutuhkan ruang untuk mengisi aktivitas dan berkreatifitas dalam menyalurkan hasrat di dalam diri.

Wawan menerangkan, oleh karena itu pemerintah juga memiliki peran penting untuk menyediakan program dan kegiatan sebagai media pada untuk berkreativitas.

“Karena ribut atau tawuran itu kan gengsi. Disitulah fungsi Dinas yang ada di kota Tangerang Selatan harus berkolaborasi,” tegasnya.

“Hari ini kan kita kekurangan itu (program dan fasilitas). Akhirnya kompetisi itu dilahirkan atau diaktualisasikan melalui berantem karena gak ada ruang lain untuk mengaktualisasi diri yang bisa untuk mengukir prestasi,” pungkas Wawan.

Sebagai informasi, Tangsel Bersatu, sebagai salah satu komunitas yang rutin mengkampanyekan stop aksi tawuran, mencatat di sepanjang tahun 2023 terdapat 158 kejadian tawuran antar pelajar maupun pemuda.

Dari total aksi tawuran itu, mereka mencatat sebanyak 69 orang orang mengalami luka dan 4 orang meninggal dunia.

Menurut mereka aksi tawuran yang dilakukan oleh pada pelajar dan pemuda tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa faktor di antaranya keluarga, lingkungan tempat tinggal dan ekonomi.