TANGSELIFE.COM – Waktu tunggu naik LRT Jabodebek di luar jam sibuk bisa mencapai 40 menit hingga 1 jam.
Padahal seharusnya waktu tunggu naik kereta ringan tersebut hanya berkisar 7 sampai 15 menit.
Pasalnya, ratusan perjalanan LRT Jabodebek terpaksa dipangkas karena hanya sedikit rangkaian kereta yang tersedia.
Pada kondisi normal, LRT menjalankan 16 rangkaian kereta setiap hari dengan total 234 perjalanan di seluruh stasiun.
“Kini hanya sembilan train set yang tersedia. Artinya ada 103 perjalanan yang kami batalkan saat ini,” tutur Manager Public Relations LRT Jabodebek, Kuswardoyo.
Saat ini, LRT Jabodebek tengah menyelesaikan 18 trainset yang sedang menjalani perawatan pembubutan roda di Depo LRT di Bekasi, Jawa Barat.
Diperkirakan butuh satu minggu untuk proses pengerjaan satu rangkaian kereta.
“Pembubutan roda train set setidaknya butuh waktu tujuh hari. Jadi, train set kami yang mau masuk bengkel semakin lama menumpuk karena hanya ada satu alat,” tutur Kuswardoyo.
“Idealnya kami punya dua mesin bubut. Sebab, banyak rangkaian kereta yang cepat aus,” tambah Kuswardoyo.
Hingga kini, pihak LRT pun belum dapat memastikan kapan jadwal perjalanan kereta ringan itu kembali normal.
“Kami berupaya untuk melakukan perawatan pembubutan roda semaksimal mungkin sehingga diharapkan LRT Jabodebek segera dapat beroperasi normal kembali.”
“Kita usahakan semaksimal mungkin,” tutur Kuswardoyo.
Sebagai gantinya, pihak LRT Jabodebek menambah waktu perjalanan pada malam hari yang mana semula perjalanan terakhir di pukul 19.58 WIB, kini menjadi pukul 20.12 WIB.
Roda LRT Jabodebek Cepat Aus
Belum lama ini dilaporkan bahwa kepingan roda LRT Jabodebek cepat mengalami aus.
Kondisi tersebut berdampak pada penurunan kecepatan laju LRT hingga 50 persen untuk mengurangi gaya gesek antara roda dan rel di beberapa titik.
“Saat ini kami menerapkan pembatasan kecepatan di seluruh train set atau rangkaian kereta,” kata Kuswardoyo.
Pembatasan kecepatan LRT yang diterapkan pun berimbas pada waktu yang lebih lama untuk sampai ke tujuan.
“Dengan adanya pembatasan kecepatan, otomatis kedatangan kereta ke stasiun akan lebih lama.”
“Katakan dari titik A ke B biasanya hanya 2 menit, karena dibatasi waktu tempuhnya bisa menjadi 4 menit,” lanjut Kuswardoyo.
Menurut Kuswardoyo, terdapat 18 rangkaian kereta dengan kondisi roda sudah aus akibat gesekan dengan rel.
Akibatnya, belasan rangkaian LRT tersebut tak lagi dapat digunakan dan harus masuk bengkel untuk diperbaiki.
Akibat banyak rangkaian kereta yang masuk bengkel, maka akan berpengaruh pada operasional LRT selama beberapa hari ke depan.
Alhasil, LRT Jabodebek terpaksa memangkas ratusan perjalanan.